Bisnis.com, JAKARTA – Asosiasi Cloud Computing Indonesia (ACCI) menilai Indonesia harus bersiap untuk menghadapi tren ke pasar ke depan, dalam hal ini adalah adopsi penggunaan komputasi awan.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Cloud Computing Indonesia (ACCI) Fanky Christian mengatakan setiap perusahaan yang sebelumnya sudah mengaplikasikan private cloud perlu terhubung ke public cloud agar bisa menyesuaikan diri terhadap tuntutan pasar ke depan.
“Perusahaan atau instansi memerlukan infrastruktur servernya ada di lokal [onpremise]. Hybrid cloud memungkinkan perusahaan atau instansi ini menggunakan infrastruktur yang ada di cloud dan onpremise secara bersamaan,” ujarnya.
Lebih lanjut, dia melihat bahwa sektor finansial, pemerintahan dan manufaktur akan masif dalam adopsi hybrid cloud ke depan.
Untuk finansial, dia menjelaskan bahwa industri ini ke depan akan menggunakan hybrid dan multi cloud. Hal ini dilakukan untuk dapat memprioritaskan kebutuhan awan untuk aplikasi yang akan banyak diakses publik atau konsumen.
Untuk pemerintahan, dia melihat bahwa sektor tersebut mempertimbangkan awan untuk kebutuhan aplikasi yang akan diakses publik, adapun untuk internal akan ditempatkan di on-premise (pangkalan data lokal).
Sebaliknya manufaktur, menurutnya sektor ini akan melihat hybrid cloud menjadi salah satu peluang untuk penghematan, karena pengembangan infrastruktur virtual yang jauh lebih cost-efisien.
Dia pun mengimbau untuk dapat memenuhi kebutuhan adaptasi awan ke depan, banyak pekerjaan rumah yang perlu diselesaikan baik dari pemain cloud, pemerintah, dan pelaku bisnis.
Pertama, dia mengatakan perlu untuk memastikan kebijakan pemerintah mendukung komputasi awan.
Kedua,pemain perlu membantu banyak perusahaan agar mengerti penggunaan cloud, hybrid cloud, dan multi cloud.
Ketiga, pemerintah juga perlu memastikan makin banyak orang bisa menjadi cloud spesialist, yang mengerti cara pengembangan dan penggunaan teknologi awan.