Selain 2,3 GHz, Ini Skema Lain Kemenkominfo dalam Hadirkan 5G

Leo Dwi Jatmiko
Kamis, 17 Desember 2020 | 15:02 WIB
Teknisi memasang prangkat base transceiver station (BTS) disalah satu tower di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (18/3/2020).
Teknisi memasang prangkat base transceiver station (BTS) disalah satu tower di Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (18/3/2020).
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengungkapkan lelang frekuensi 2,3 GHz dapat mendorong akselerasi 5G di Tanah Air lebih cepat. Meski demikian secara kualitas masih terbatas.

Analisis Kebijakan Ahli Madya Kemenkominfo Adis Alifiawan mengatakan bahwa melalui lelang frekuensi 2,3 GHz diharapakan 5G ke Tanah Air lebih cepat.

Dengan tambahan 10 MHz, Telkomsel dan Smartfren berpeluang mengantongi 40 MHz yang secara teknis sudah bisa untuk menggelar 5G secara terbatas.

“Meskipun mungkin masih terbatas untuk tahun pertama, setidaknya itu bisa jadi etalase bahwa 5G sudah ada,” kata Adis kepada Bisnis, Rabu (16/12).

Adapun lokasi yang memungkinkan untuk digelar 5G secara terbatas, kata Adis, adalah kawasan kerumunan publik, sehingga masyarakat dapat merasakan langsung manfaat dari 5G di Indonesia.  

“Lokasinya tentu yang kerumunan publik yang mudah diakses,” kata Adis.

Keseriusan pemerintah dalam menghadirkan 5G ke Indonesia, kata Adis, juga terlihat dari hadirnya satuan tugas 5G.

Satuan tugas tersebut mematangkan sejumlah rencana agar 5G dapat tiba ke Indonesia, termasuk menyusun peta jalan dan alternatif frekuensi untuk 5G.

“Jadi misalnya 700 MHz dirilisnya opsi kapan, misalnya menunggu ASO atau sebelum ASO,” kata Adis.

Dalam dokumen yang diterima Bisnis, disebutkan bahwa Indonesia membutuhkan frekuensi sekitar 1.882 MHz untuk layanan internet bergerak cepat (4G/5G).

Frekuensi tersebut nantinya akan terbagi dalam dua lokasi frekuensi yaitu 959 MHz di frekuensi rendah (1 GHz- 6 GHz) dan 923 MHz pada frekuensi tinggi di atas 24 Ghz.   

Untuk mewujudkan hal tersebut, gugus tugas menyiapkan peta jalan 5G untuk beberapa 5 tahun ke depan. Adapun pada tahun depan, frekuensi 2,3 GHz menjadik kandidat frekuensi yang akan digunakan untuk 5G.

Kemudian,700 MHz juga akan dijadikan kandidat untuk 5G. Terdapat 2 opsi waktu pemanfaatan spektrum ini untuk 5G. Opsi pertama adalah pada Q3/2021 di sejumlah tempat yang telah mengalihkan siarannya dari Analog ke Digital (ASO) dan daerah rural. Opsi kedua, setelah ASO dilakukan pada November 2022.

Pada 2022, Kemenkominfo juga akan menyiapkan 26 – 28 GHz untuk 5G. Kedua frekuensi tinggi tersebut akan memberikan layanan optimal dengan cakupan yang lebih sempit.

Lebih lanjut, pada 2023 rencananya pemerintah akan menyiapkan 3,3 GHz dan 3,5 GHz untuk 5G. Ada dua opsi. Pertama, pemanfaatan pada 2023 setelah melakukan perhitungan yang komprehensif di 3,5 GHz. Opsi kedua, pada 2023, di sejumlah wilayah BWA.

Terkahir, pada 2025 pita frekuensi 2,6 GHz akan disediakan untuk 5G. Ada dua opsi. Pertama, menunggu lisensi satelit penyiaran habis waktunya pada 2025. Kedua, sebelum 2024 dengan merelokasikan satelit penyiaran. 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper