Tri Indonesia Butuh Suntikan Modal Rp1,41 Triliun, Buat Apa?

Leo Dwi Jatmiko
Jumat, 11 Desember 2020 | 19:19 WIB
Staf PT Hutchison 3 Indonesia melayani pelanggan Tri./dok. Tri Indonesia
Staf PT Hutchison 3 Indonesia melayani pelanggan Tri./dok. Tri Indonesia
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – PT Hutchison 3 Indonesia berencana meminta penambahan dana dari induk seiring dengan kewajiban membangun jaringan di desa-desa yang belum mendapat layanan 4G. Nilai tambahan dana diperkirakan mendekati US$100 juta atau setara Rp1,41 triliun.

Wakil Presiden 3 Indonesia Danny Buldansyah mengatakan kewajiban menggelar jaringan di desa non-4G akan dimanfaatkan sebagai upaya ekspansi jaringan 3 Indonesia. Dengan membangun jaringan baru maka cakupan layanan 3 Indonesian akan makin luas, yang berpotensi menambah jumlah pelanggan.

Tri berencana meminta tambahan dana dari pemegang saham untuk memenuhi kewajiban tersebut. Adapun, diperkirakan dengan jumlah kesanggupan yang diajukan perseroan untuk menghadirkan layanan 4G di 200-an desa, tambahan modal yang akan masuk ke 3 Indonesia mendekati US$100 juta atau setengah dari belanja modal 3 Indonesia pada 2021 yang mencapai US$200 juta.

“Bangun 4G di desa kan berarti menambah cakupan layanan juga. [Capex] kapasitas kalau dipindahkan sayang karena ada permintaan pelanggan di sana. Artinya sudah ada return, kami akan mencari tambahan dana untuk gelar jaringan,” kata Danny kepada Bisnis.com, Jumat (11/12/2020).

Danny memperkirakan bahwa jumlah tersebut berpotensi bertambah atau berkurang. Pasalnya, pada tahun depan, perseroan akan mengkaji terlebih dahulu desa-desa yang akan dibangun jaringan 4G.

Danny menambahkan bahwa kebijakan ekspansi jaringan tak akan mengubah rencana peningkatan kapasitas jaringan perseroan pada tahun depan. Alokasi dana untuk meningkatkan kapasitas layanan tetap akan dipertahankan.

“Kalau kapasitas kan permintaannya sudah jelas, sehingga pasti terpakai dan return,” kata Danny.

Sekadar catatan saat ini kepemilikan saham di 3 Indonesia dikuasai oleh CK Hutchison Asia Telecom dengan 66 persen. Tiga Telekomunikasi menempati urutan kedua dengan 33 persen dan Cyber Access Communications 1 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper