Lockdown Virus Corona Berkontribusi Turunkan Pemanasan Global

Syaiful Millah
Kamis, 10 Desember 2020 | 12:41 WIB
Air laut didorong ke atas oleh bagian bawah puncak gunung es saat jatuh kembali saat gletser besar di Helheim dekat Tasiilaq, Greenland, 22 Juni 2018./Reuters
Air laut didorong ke atas oleh bagian bawah puncak gunung es saat jatuh kembali saat gletser besar di Helheim dekat Tasiilaq, Greenland, 22 Juni 2018./Reuters
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Laporan terbaru dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa tahun ini emisi gas rumah kaca mengalami peningkatan. Laporan menetapkan arah kenaikan suhu global sebesar 3 derajat Celcius.

Laporan dari United Nations Environment Programme (UNEP) dimaksudkan untuk memantau kemajuan menuju kesepakatan iklim Paris, yang berupaya menjaga pemanasan global sehingga kurang dari 2 derajat Celcius.

Akan tetapi, peringatan dalam laporan itu menunjukkan sebaliknya. Kendati pada tahun ini emisi global berkurang karena pandemi virus corona (pengurangan emisi sekitar 7 persen), hasilnya hanya akan mengurangi 0,01 derajat Celcius dalam pemanasan global pad 2050.

Tahun ini merupakan tahun dengan cuaca ekstrem yang mengakibatkan hilangnya es Arktik yang cepat hingga kebakaran hutan, dan gelombang panas yang sangat besar. Ini menjadi peringatan bahwa banyak negara tertinggal jauh dibelakang target emisi yang dibutuhkan.

Pada pekan ini, para peneliti dari Europe’s Copernicus Climate Change Service juga mengumumkan bahwa bulan lalu adalah rekor November terpanas di dunia. Hal ini makin mengindikasi perubahan iklim yang jauh dari harapan.

Dilansir dari Metro UK, Kamis (10/12/2020) Inger Andersen, Direktur Eksekutif UNEP mengatakan bahwa 2020 akan menjadi salah satu tahun terhangat dalam sejarah, sementara kebakaran hutan, badai, dan kekeringan terus mendatangkan malapetaka.

Laporan kesenjangan emisi UNEP berupaya mengukur apakah negara-negara yang menandatangani perjanjian Paris telah mencapai target emisi yang diperlukan untuk menjaga pemanasan global tetap di bawah 2 derajat Celcius.

Namun, laporan tahun ini menemukan bahwa emisi sebenarnya telah meningkat sebesar 1,4 persen per tahun sejak 2010, dengan emisi tahun lalu tumbuh sebesar 2,6 persen, yang dipicu oleh kebakaran hutan secara masif dan luas di Australia dan Amerika Serikat.

Penulis laporan juga memperingatkan bahwa penurunan emisi virus corona yang tidak terencana tahun ini tidaklah cukup untuk membantu mengurangi perubahan iklim dan bahwa solusi yang terencana serta luas sangat diperlukan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper