Truecaller : Panggilan Spam di Indonesia Berkurang hingga 34  persen

Leo Dwi Jatmiko
Kamis, 10 Desember 2020 | 07:25 WIB
Truecaller./Istimewa
Truecaller./Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Truecaller, aplikasi identifikasi telepon dan pemblokir spam, mengungkapkan bahwa jumlah panggilan spam di Indonesia turun 34  persen pada 2020, dibandingkan dengan tahun lalu. Meski demikian, Indonesia masih tercatat sebagai negara dengan panggilan spam terbanyak di Asia dan nomor enam di dunia.

Berdasarkan laporan Trucaller Insight 2020 yang diperoleh dari laman resminya, Kamis (10/12), Indonesia menjadi negara yang paling banyak mencatat panggilan spam di Asia. Rata-rata jumlah panggilan spam di Indonesia mencapai 18,3 kasus. India dan Vietnam menempati urutan kedua dan ketiga masing-masing mencatat 16,8 kasus dan 14,7 kasus per bulan.

Meski demikian, rata-rata jumlah panggilan spam per bulan di Indonesia telah berkurang 34  persen secara tahunan dari 27,9 panggilan spam per bulan menjadi 18,3 panggilan.

Spam adalah pesan singkat, pos elektronik (email), dan panggilan telepon yang dilakukan ke beragam nomor dan alamat secara massal, biasanya dengan tujuan pemasaran atau penipuan.

“Namun, layanan keuangan yang meningkatkan berbagai penawaran terus melanda negara ini, sebanyak 52  persen bagiannya dari total panggilan spam berasal dari panggilan layanan keuangan,” kata  Direktur Komunikasi Truecaller Kim Fai Kok.

Selain layanan keuangan, penyedia asuransi (25 persen) dan operator telekomunikasi (11 persen) masih menjadi dua institusi lainnya yang kerap melakukan panggilan spam kepada pengguna.

Dari sisi panggilan penipuan, Kim mengatakan bahwa sebanyak 9  persen dari total panggilan spam merupakan upaya penipuan. Jumlah ini turun dibandingkan dengan tahun lalu yang mencapai 21 persen dari rata-rata panggilan spam yang sebesar 27,9 panggilan.

Para penipu pada tahun ini menggunakan modus meminta kode kata sandi sekali pakai atau one time password (OTP) kepada pengguna, untuk dikirimkan ke ponsel sang penipu. Penipu lalu menggunakan kode-kode ini untuk mengakses dompet elektronik atau rekening bank korban.

Kim menjelaskan bahwa berkurangnya angka panggilan spam dan scam di Indonesia salah satunya disebabkan oleh PSBB ketat yang dijalankan pemerintah.

“Kami melihat ketika terjadi PSBB akses untuk menggunakan peralatan atau teknologi menjadi lebih terbatas, ini bisa jadi salah satu alasannya. Ketika masyarakat luas sedang dalam pembatasan ketat, para pelaku penipuan pun juga berhenti beraksi selama beberapa waktu,” kata Kim

Indonesia sekarang berada di peringkat ke-6 dalam jumlah panggilan spam terbanyak di dunia, lebih baik dibandingkan dengan posisi ke-3 tahun lalu. Namun, di sisi lain, Indonesia, India, dan Vietnam menjadi tiga negara Asia yang masih termasuk dalam 20 negara penerima spam tertinggi di dunia. Padahal, negara-negara tetangga, seperti Malaysia, telah mencatatkan kemajuan signifikan dalam mengurangi panggilan spam, hingga berhasil keluar dari daftar Truecaller tersebut tahun ini.

Truecaller Insights Report 2020 dikompilasikan secara anonim dari panggilan masuk yang ditandai sebagai spam oleh pengguna—atau secara otomatis ditandai oleh Truecaller selama periode 1 Januari 2020 hingga 30 Oktober 2020, untuk memahami tingkat spam rata-rata bulanan.

Truecaller telah diunduh lebih dari 500 juta kali dan mempunyai lebih dari 250 juta pengguna aktif di seluruh dunia.   

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Editor : Zufrizal
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper