Bisnis.com, JAKARTA - Tim ilmuwan di China telah mengembangkan komputer kuantum paling kuat di dunia, yang mampu melakukan setidaknya satu tugas 100 triliun kali lebih cepat daripada superkomputer tercepat di dunia.
Pada 2019, Google menyatakan diri telah mengembangkan mesin pertama yang mencapai supremasi kuantum, yang mengungguli kecepatan superkomputer terbaik dunia dalam perhitungan kuantum. Akan tetapi, klaim ini dibantah oleh IBM.
Dilansir dari Live Science, Selasa (8/12) ilmuwan China yang berbasis di University of Science and Technology of China melaporkan komputer kuantum mereka bernama Jiuzhang, yang 10 miliar kail lebih cepat daripada milik Google.
Penjelasan tentang Jiuzhang dan prestasi perhitungannya telah dipublikasikan di jurnal Science. Dengan asumsi kedua klaim tersebut bertahan, Jiuzhang menjadi komputer kedua yang mencapai supremasi kuantum.
NDTV melaporkan bahwa China telah banyak berinvestasi dalam komputasi kuantum, dengan pemimpin negaranya Xi Jinping menghabiskan US$10 miliar di laboratorium nasional untuk ilmu informasi kuantum.
Sejauh ini, negara tersebut juga merupakan pemimpin dunia dalam jaringan kuantum, di mana data yang dikodekan menggunakan mekanika kuantum dikirim ke jarak yang sangat jauh.
Live Science melaporkan komputer kuantum dapat mengeksplotasi matematika tidak biasa yang mengatur dunia kuantum untuk mengungguli komputer klasik pada tugas-tugas tertentu.
Jika komputer klasik melakukan penghitungan menggunakan bit, yang dapat memiliki satu dari dua status (biasanya diwakili oleh 1 atau 0), bit kuantum atau qubit dapat ada di banyak status secara bersamaan.
Ini memungkinkan mereka memecahkan masalah lebih cepat daripada komputer klasik. Tapi, sementara teori yang memprediksi bahwa komputasi kuantum akan mengalahkan komputasi klasik, membangun komputer ini praktis terbukti jauh lebih sulit.
Komputer China membuat perhitungannya menggunakan sirkuit optik. Sementara perangkat Google yang bernama Sycamore menggunakan bahan superkonduktor pada sebuah chip dan lebih menyerupai struktur dasar komputer klasik.
Untuk menguji komputer kuantumnya, para peneliti menetapkannya sebagai tugas Gaussian Boson Samping (GBS), di mana komputer menghitung keluaran dari sirkuit kompleks yang menggunakan cahaya.
Keberhasilan diukur dalam hal jumlah foto yang terdeteksi. Jiuzhang mendeteksi maksimal 76 foton dalam satu pengujian dan rata-rata 43 foton dalam beberapa pengujian. Waktu kalkulasi untuk menghasilkan daftar angka setiap percobaan berjalan sekitar 200 detik.
Sebagai perbandingan, superkomputer tercepat China bernama TaihuLight membutuhkan waktu 2,5 miliar tahun untuk mendapatkan hasil yang sama. Itu menunjukkan bahwa komputer kuantum dapat melakukan GBS 100 triliun kali lebih cepat daripada superkomputer klasik.
Ini tidak berarti bahwa China memiliki komputer kuantum yang sepenuhnya praktis dapat digunakan untuk keperluan luas. Perangkat China terspesialisasi dan sebagian besar berguna sebagai alat untuk melakukan GBS. Akan tetapi, ini adalah tonggak sejarah penting dalam perkembangan teknologi.