Ekonom: Pengaruh Vaksin Covid-19 ke Startup Wisata Minim

Akbar Evandio
Senin, 7 Desember 2020 | 21:32 WIB
Petugas menurunkan kontainer berisi vaksin Covid-19 saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, tangerang, Banten, Minggu (6/12/2020). Sebanyak 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 buatan perusahaan farmasi Sinovac, China, tiba di tanah air untuk selanjutnya akan diproses lebih lanjut ke Bio Farma selaku BUMN produsen vaksin. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Petugas menurunkan kontainer berisi vaksin Covid-19 saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, tangerang, Banten, Minggu (6/12/2020). Sebanyak 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 buatan perusahaan farmasi Sinovac, China, tiba di tanah air untuk selanjutnya akan diproses lebih lanjut ke Bio Farma selaku BUMN produsen vaksin. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Momentum libur akhir tahun dan kehadiran 1,2 juta vaksin Covid-19 merek Sinovac di Indonesia dinilai tidak terlalu memberikan dampak bagi perusahaan rintisan berbasis Online Travel Agency (OTA).

Menurut Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda, masyarakat masih relatif takut dan waspada untuk bepergian dan pendapatan yang relatif menurun akibat pandemi Covid-19.

“Saya rasa akan sedikit lebih baik dibandingkan bulan-bulan sebelumnya, tetapi masih tidak sebaik tahun lalu. Alhasil, perusahaan OTA belum menemukan titik terang pada akhir tahun ini,” ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Senin (7/12/2020).

Selain itu, dia mengatakan bahwa pemasukan OTA akan lebih condong dari perjalanan dinas institusi dan bisnis di Indonesia.

“Peningkatan lebih dipengaruhi oleh dibukanya lagi perjalanan dinas institusi di Indonesia. Bukan karena permintaan produk pariwisata,” katanya.

Dia pun menganjurkan agar perusahaan OTA untuk melakukan model bisnis baru, seperti menciptakan inovasi terlebih inovasi dalam hal pengalaman.

“Coba wisata virtual dimana masih banyak tempat di Indonesia yang belum terjamah,” ujarnya.

Dia pun menilai bahwa pemangkasan liburan akhir tahun juga menjadi langkah pemerintah untuk menjaga minat masyarakat agar mengatur ulang jadwal untuk berlibur. Namun, langkah tersebut tidak akan terlalu berpengaruh.

“Liburan yang dipangkas memang berpengaruh, tetapi tidak signifikan pengaruhnya karena mereka [masyarakat] bisa saja mengambil cuti akhir tahun,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper