Hayabusa-2 Kembali ke Bumi, Asteroid Ryugu Bakal Merapat di Australia

Lukas Hendra TM
Jumat, 4 Desember 2020 | 17:46 WIB
Pesawat ruang angkasa Jepang, Hayabusa 2 / JAXA
Pesawat ruang angkasa Jepang, Hayabusa 2 / JAXA
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Misi luar angkasa Jepang akan mengirimkan sampel yang dikumpulkan dari asteroid Ryugu dalam kapsul ke gurun pedalaman Woomera di Australia Selatan Minggu pagi ini.

Seorang ahli terkemuka dari The Australian National University (ANU) yang akan menganalisis sampel tersebut mengatakan bahwa sampel tersebut dapat memberikan wawasan utama tentang asal usul kehidupan di Bumi.

Materi bawah permukaan yang dikumpulkan dari asteroid akan dijatuhkan oleh Hayabusa-2. Pengujian akan segera dimulai pada materi yang dikembalikan.

Misi tersebut bertujuan untuk menjelaskan sifat asteroid dan asal mula planet di tata surya kita, serta asal mula air bumi, yang sangat penting bagi semua kehidupan.

Pakar batuan antariksa ANU Profesor Trevor Ireland, yang tergabung dalam tim sains Hayabusa-2, berada di Woomera menunggu kedatangan sampel asteroid, yang akan dianalisisnya di lab.

"Saya mengantisipasi bahwa sampel asteroid Ryugu Hayabusa2 akan sangat mirip dengan meteorit yang jatuh di Australia dekat Murchison, Victoria, lebih dari 50 tahun lalu," kata Profesor Irlandia, dari ANU Research School of Earth Sciences, dikutip dari laman ANU, Jumat (4/12/2020).

Dia menambahkan meteorit Murchison membuka jendela tentang asal usul zat organik di Bumi karena bebatuan ini ditemukan mengandung asam amino sederhana serta air yang melimpah.

Trevor mengatakan karyanya akan membantu menjawab pertanyaan besar tentang asteroid berbentuk berlian, yang berdiameter sekitar satu kilometer dan berada di orbit yang membawanya antara Bumi dan Mars.

"Kami akan memeriksa apakah Ryugu merupakan sumber potensial bahan organik dan air di Bumi saat tata surya terbentuk dan apakah ini masih utuh di asteroid," katanya.

Hayabusa-2 Kembali ke Bumi, Asteroid Ryugu Bakal Merapat di Australia

Peneliti sedang melakukan latihan untuk mencari dan mengumpulkan sampel yang dibawa Hayabusa-2 / ANU

Menurutnya, asteroid tipe C ini, yang merupakan jenis yang paling umum, tampak serupa dengan meteorit Murchison - kondrit berkarbon langka yang dikemas dengan molekul organik dan air.

"Kami mungkin menemukan koneksi yang hilang di Ryugu. Kami juga akan menemukan sejarah dari asteroid yang tampak aneh ini. Itokawa pileasteroid reruntuhan lainnya masih cukup muda. Akankah Ryugu terbukti jauh lebih tua?,” jelasnya.

Astronom dari ANU Research School of Astronomy and Astrophysics, Brad Tucker mengatakan teknologi telah memungkinkan misi luar angkasa untuk mendarat secara teratur di objek di luar angkasa dan kembali ke Bumi.

"Dengan misi China Chang'e 5 mendarat di Bulan dan kembali pada akhir Desember, Osiris-Rex dan misi masa depan direncanakan, kita akan dapat mengotori tangan kita dan belajar banyak tentang tata surya dan planet kita sendiri," ujarnya

Menurutnya, perjalanan luar angkasa dan misi eksplorasi akan dibutuhkan untuk dapat mengekstraksi sumber daya di luar angkasa. Misi seperti Hayabusa-2 sedang meletakkan dasar untuk upaya ini.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Lukas Hendra TM
Editor : Lukas Hendra TM
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper