Bisnis.com, JAKARTA – Ekonom menilai konflik antara Amerika Serikat dan China memberikan keuntungan bagi ekosistem startup di Tanah Air.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda mengatakan Indonesia menjadi alasan pengalihan dana segar lantaran potensi dari jumlah pengguna internet dan nilai ekonomi digital Tanah Air cukup besar.
“Bidang startup teknologi digital di Indonesia memang sangat potensial untuk investor. Selain dari pertumbuhan penetrasi internet dan nilai ekonomi digitalnya yang besar, ada faktor pertumbuhan kelas menengah Indonesia yang saat ini termasuk paling cepat di Indonesia,” ujarnya saat dihubungi Bisnis.com, Jumat (4/12/2020).
Lebih lanjut, dia menyebutkan bahwa faktor tingkat konsumsi masyarakat yang juga besar terhadap produk layanan dan aplikasi digital juga menjadi pemicu, investor di AS dan China makin melirik Indonesia sebagai negara potensial untuk berinvestasi.
Berdasarkan studi terbaru platform periklanan, Criteo yang bertajuk Peak to Recovery menemukan bahwa aplikasi belanja makin populer di kalangan pengguna di Asia Tenggara.
Laporan tersebut menyebutkan bahwa pada kuartal III/2020, data perusahaan mengungkapkan 78 persen konsumen Indonesia telah mengklik iklan dalam aplikasi dalam 6 bulan terakhir. Kemudian, 53 persen dari mereka melakukan pembelian setelah mengklik iklan dalam aplikasi.
Dia pun mengatakan bahwa sektor yang diuntungkan antara lain sektor teknologi finansial, healthtech, serta dagang elektronik (e-commerce) yang masih menjadi primadona investasi produk digital di Indonesia.