Adopsi Digital Meningkat, Bukalapak Perluas Pasar dan Perbanyak Mitra

Leo Dwi Jatmiko
Rabu, 11 November 2020 | 19:09 WIB
Logo Bukalapak
Logo Bukalapak
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Bukalapak, perusahaan dagang el di Indonesia, berupaya menggandeng lebih banyak mitra dan memperluas pasar untuk mengambil manfaat dari peningkatan adopsi digital di Asia Tenggara, khususnya Indonesia.  

CEO Bukalapak, Rachmat Kaimuddin mengatakan pertumbuhan adopsi digital sudah dirasakan Bukalapak sejak pertengahan 2020. Pada Juni 2020, perseroan mencatat kenaikan transaksi sebesar 50 persen dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu.

Jumlah transaksi oleh Mitra Bukalapak pada Juni juga naik hingga sekitar 3 kali lipat dari bulan yang sama tahun lalu. Kenaikan ini merupakan yang tertinggi yang pernah dicapai oleh Mitra Bukalapak.

Selain itu, dari sisi pengembangan UMKM, kenaikan juga terjadi pada jumlah pelaku UMKM yang bergabung menjadi Pelapak dan Mitra Bukalapak mencapai lebih dari 3 juta di 7 bulan pertama tahun ini.

Oleh sebab itu, untuk meraih peluang tumbuh, Bukalapak akan terus menggandeng lebih banyak mitra dan memperluas cakupan pasar.

“Kami memperluas market di luar tier 1 dan melengkapi kode unik barang khususnya untuk barang -barang kebutuhan pokok dan kategori sesuai yang dicari masyarakat,” kata Rachmat kepada Bisnis, Selasa (10/11/2020).

Di samping itu, lanjutnya, Bukalapak juga akan terus mengoptimalkan platform agar lebih baik lagi. Tujuannya, membantu UMKM dalam meningkatkan kapasitas bisnis dengan dukungan infrastruktur teknologi yang mencakup logistik, metode pembayaran, pinjaman modal, fitur investasi, virtual produk, hingga pelatihan dan pemberdayaan.

Selain itu, Bukalapak juga memberdayakan lini bisnis B2B yang memungkinkan UMKM untuk bisa ambil bagian dalam pengadaan barang dalam skala yang lebih besar dan luas.

“Bukalapak juga selalu terbuka untuk bekerja sama dengan sektor swasta maupun dengan BUMN dan Pemerintah,” kata Rachmat.  

Sekadar catatan, Google, Temasek dan Bain & Company menyebutkan dalam laporan e-Conomy SEA 2020 bahwa penggunaan internet di Asia Tenggara terus bertambah.

Pada November 2020 jumlah pengguna internet di Asia Tenggara sebesar 400 juta orang, atau  bertambah 40 juta pengguna baru dibandingkan dengan akhir Desember 2019 yang berjumlah 360 juta. 

Dari 400 juta tersebut, diketahui sebanyak 36 persen atau sekitar 130 - 144 juta orang merupakan pengguna layanan layanan digital baru, yang akan tetap menggunakan layanan digital meskipun pandemi telah usai.

Sementara itu, data Asosiasi Penyelenggara Jaringan Internet Indonesia (Apjii) menyebutkan terdapat sekitar 25,5 juta pengguna baru internet di Indonesia. Artinya sekitar 63 persen dari 40 juta pengguna baru internet di Asia Tenggara tinggal di Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper