Bisnis.com, JAKARTA — PT Pasifik Satelit Nusantara menyebutkan bahwa pembangunan proyek satelit telekomunikasi Indonesia, Satelit Republik Indonesia (Satria) akan dimulai bulan ini.
Thales Alenia Space sedang merancang dan membuat satelit. Pejabat Pemerintah Indonesia dan eksekutif Thales bertemu secara virtual pada 3 September untuk menandatangani persiapan perjanjian kerja Satelit Republik Indonesia (Satria), yang menandakan dimulainya konstruksi.
Proyek Satria dimulai pada 2019 ketika Kementerian Komunikasi dan Informatika memilih operator satelit domestik PT Pasifik Satelit Nusantara (PSN) untuk menggelar dan mengoperasikan satelit telekomunikasi. Thales mendapatkan kontrak untuk merancang dan membangun.
Satelit Ka-band multifungsi akan memiliki kapasitas 150 Gbps, menggunakan teknologi very high throughput satellite (VHTS).
“Indonesia dapat dengan cepat menjadi masyarakat digital dengan memfasilitasi pendidikan, pemerintahan, kesehatan, ekonomi, dan lain lain. dengan menggunakan akses Internet. Aksesibilitas ini mempersiapkan seluruh bangsa untuk masa depan yang berputar di sekitar teknologi digital,” kata Direktur Utama PSN Adi Rahman Adiwoso seperti dikutip dari www.satellitetoday.com, Rabu (9/9/2020).
Dia menambahkan, “Dengan kapasitas 150 Gbps—lebih dari tiga kali lipat kapasitas nasional yang saat ini masih digunakan—kami yakin SATRIA dapat menjadi solusi atas kesenjangan digital yang masih ada di Indonesia.”
Investasi proyek satelit Satria sebesar US$ 550 juta akan dibiayai oleh bank internasional, yaitu Hongkong and Shanghai Banking Corporation (HSBC), Banco Santander, dan Korea Development Bank (KDB).
Sebagian dari investasi tersebut akan dibiayai oleh modal konsorsium PSN.