Bisnis.com, JAKARTA – PT Smartfren Telecom Tbk. mengklaim layanan murah yang dihadirkan ke masyarakat berhasil menarik minat masyarakat untuk menggunakan layanan Smartfren di tengah pandemi Covid-19.
Smartfren dalam jalur mengejar total pelanggan 30 juta orang sepanjang 2020. Adapun hingga Juli 2020, jumlah pelanggannya sudah menyentuh angka 28 juta.
Deputy CEO PT Smartfren Telecom Tbk. Djoko Tata Ibrahim mengatakan tarif layanan murah yang dipasarkan Smartfren membuat jumlah pelanggan Smartfren melesat selama masa pandemi.
Dia menilai kebutuhan akan layanan internet selama pandemi Covid-19 meningkat, tetapi perekonomian dan daya beli menurun. Kondisi ini membuat masyarakat menjadi kritis terhadap harga layanan data dan cenderung mencari produk layanan internet yang murah agar tertap dapat beraktivitas.
“Kebutuhan internet tapi pendapatan masyarakat berkurang, solusinya apa? Cari yang murah kan, yang murah cuma Smartfren,” kata Djoko kepada Bisnis.com, Selasa (18/8/2020).
Dia menambahkan selain karena memiliki tarif layanan murah Rp2.000/GB, faktor lain yang mendorong pertumbuhan jumlah pelanggan adalah kuota data unlimited yang dipasarkan Smartfren. Pertumbuhan jumlah pelanggan juga terbantu oleh pembangunan BTS 4G yang gencar dilakukan Smartfren.
Mengenai pembersihan data pelanggan, kata Djoko, pihaknya rutin melakukan selama 3 bulan sekali. Nomor pelanggan bakal didaur ulang jika dalam waktu 3 bulan tidak ada aktivitas.
Dia menjelaskan pada jika pelanggan tidak melakukan isi ulang dalam 1 bulan maka akan ditangguhkan. Jika tidak ada kegiatan dalam 2 bulan, sanksinya pelanggan tidak bisa memanggil nomor lain, kemudian jika dalam 4 bulan tidak ada aktvitas maka nomor pelanggan tersebut bakal dicabut atau dihapus.