Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan dirinya bakal melarang operasi TikTok di AS menyusul adanya kekhawatiran pencurian data oleh China melalui platform tersebut.
Kontroversi mengenai TikTok di antara ketegangan geopolitik AS dengan China terus bergerak liar mulai dari pelarangan operasional, akusisi oleh investor AS, hingga pemilihan presiden AS.
“Selama TikTok membuat kami khawatir, kami akan melarangnya di Amerika Serikat. Segera, larangan segera dilakukan. Maksud saya, secepatnya,” kata Trump, dikutip dari Bloomberg, Sabtu (1/8/2020).
Trump mengklaim dirinya memiliki kewenangan untuk melarang operasional aplikasi social media yang dimiliki oleh ByteDance Ltd., salah satu perusahaan teknologi China.
“Saya akan menandatangani dokumennya besok [Minggu, 2 Agustus]” ujarnya cepat saat mendarat di Washington dari kunjungannya ke Florida.
Keputusan Trump untuk melarang operasi TikTok di AS seketika membatalkan rencana Microsot Corp. yang dikabarkan tengah menimbang langkah akusisi Tiktok.
Baca Juga Microsoft Jajaki Akuisisi TikTok di AS |
---|
Dia menyebutkan tidak terkesan sama sekali dengan rencana Microsoft tersebut. “Itu bukan kesepakatan yang ingin saya dengar, bahwa mereka akan membeli dan menjual. Dan Microsoft serta lainnya. Kami bukan perusahaan M&A [merger and acquisition],” tekannya.
Sementara itu, juru bicara TikTok menyatakan TikTok telah mempekerjakan hampir 1.000 orang di AS pada tahun ini dan akan terus merekrut sekitar 10.000 tenaga kerja di Negeri Paman Sam.
“Data pengguna TikTok AS berada di sini [AS] dengan pengawasan ketat. Investor terbesar TikTok berasal dari AS. Kami berkomitmen untuk melindungi keamanan data pengguna,” jelasnya.