Bisnis.com, JAKARTA – Pandemi Covid-19 memaksa masyarakat untuk mengadopsi gaya hidup digital lebih sering ketimbang sebelumnya.
Hal tersebut dikemukakan oleh Direktur Utama PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) Setyanto Hantoro dalam dalam Mid-Year Economic Outlook 2020, Selasa (28/7/2020).
“Digitalisasi yang diprediksi [akan datang] 5-10 tahun ke depan ternyata lebih cepat. Sekarang terjadi percepatan, pelanggan Telkomsel terjadi percepatan dari 5-10 tahun menjadi 2-5 tahun bisa tercapai digitalisasinya. Model bisnis baru kami sangat siap melakukannya meskipun harus lebih cepat karena Covid,” jelasnya.
Hingga saat ini, dia mengaku perseroan sudah mengoperasikan 220.000 unit base transceiver station (BTS) di seluruh Indonesia. Hal ini merupakan upaya pemerataan akses digital dan memperbesar peluang bisnis.
"Sebagai operator terbesar dan first mover, kami akan memiliki keuntungan nantinya," ujarnya.
Setyanto mencatat selama masa work from home (WFH) konsumsi konektivitas pelanggan kelas menengah-atas melambung hingga 60 persen. Namun, penggunaan layanan konektivitas kelas bawah cenderung turun.
"Jadi secara keseluruhan bisnis konektivitas cenderung flat. Peningkatan siginifkan justru ada di konsumsi digital," paparnya.
Peningkatan konsumsi layanan digital itu di antaranya ialah kenaikan penggunaan Telkomsel untuk menonton film dan bermain gim.
Meski mengaku industri telekomunikasi cenderung tahan banting terhadap pandemi Covid-19, dia menyebut tantangan terbesar justru terletak pada daya beli.
“Kita melihat konektivitas tradisional seperti voice dan SMS [short message service] pasti drop, tapi data konsumsi naik. Tantangannya [yakni] daya beli masyarakat,” tambahnya.