Bisnis.com, JAKARTA — Investor asal Amerika Serikat disebut-sebut mencoba membeli saham mayoritas TikTok untuk menahan kekhawatiran pihak Gedung Putih terhadap aplikasi berbagi video tersebut.
Sebagaimana dilansir Guardian, Senin (27/7/2020), para investor yang dipimpin oleh perusahaan modal ventura General Atlantic dan Sequioa Capital dikabarkan sedang berdiskusi dengan pihak regulator Amerika Serikat mengenai opsi untuk mengakuisisi TikTok.
Belum lama ini pegawai federal di Amerika Serikat dilarang mengunduh TikTok beserta seluruh aplikasi yang dibuat oleh ByteDance sebagai induk perusahaan oleh pemerintah setempat karena dicurigai menjadi alat mata-mata Pemerintah China.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump pun mengatakan bahwa aplikasi tersebut 'memata-matai' penggunanya di AS dalam kampanyenya melalui laman Facebook dalam beberapa hari belakangan.
Selain melakukan aksi 'mata-mata', ada juga kekhawatiran umum terkait dengan cara aplikasi tersebut mengumpulkan data pengguna. TikTok mengumpulkan data pengguna dalam jumlah yang sangat besar melebihi aplikasi media sosial lain.
Untuk dapat sign up, pengguna harus memberi aplikasi akses ke pos-el (e-mail), nomor telepon, dan tautan yang menghubungkan TikTok dengan aplikasi media sosial lainnya.
Pengumpulan tersebut, lebih banyak daripada yang dikumpulkan oleh Twitter dan Facebook, dan data bisa saja digunakan untuk mengidentifikasi aktivitas pengguna.