Bisnis.com, MANADO—Usai peluncuran Falcon 9 oleh swasta (SpaceX) beberapa waktu lalu, kini peneliti Universitas Queensland Australia mengembangkan roket hybrid generasi baru dengan menggandeng Gilmour Space. Rencananya, roket tersebut akan meluncurkan satelit kecil ke orbit rendah Bumi pada 2022.
Seperti dilansir dari laman Universitas Queensland, bahwa hibah Penerima Beasiswa Penelitian Industri Lanjut Queensland (Advance Queensland Industry Research Fellowship) telah dianugerahkan kepada Dr. Ingo Jahn dari Universitas Queensland untuk bekerja dengan Gilmour Space yang berbasis di Gold Coast, Australia pada sistem umpan propelan dan siklus untuk kendaraan peluncuran ruang angkasa.
Dr Jahn mengatakan memiliki kerja sama peneliti dan industri sangat berharga bagi industri luar angkasa Australia. Menurutnya, dengan adanya kerja sama tersebut roket dan komponen akan diproduksi di Australia.
"Daripada membeli produk dari luar negeri, roket dan komponen akan diproduksi di Australia, dan ini merupakan langkah penting menuju pengembangan industri kendaraan peluncuran ruang angkasa di Queensland dengan banyak manfaat aliran yang diharapkan untuk industri manufaktur kami," katanya, seperti dilansir dari laman Universitas Queensland Australia, Rabu (10/6/2020).
Dia menambahkan tim Universitas Queensland berfokus pada pengembangan dan validasi sistem umpan bahan bakar, yang harus memenuhi kontrol ketat dan persyaratan kinerja sistem peluncuran, sementara juga tetap seringan mungkin.
"Sistem pengiriman bahan bakar untuk roket adalah salah satu tantangan rekayasa paling kompleks," ujarnya.
Jahn menambahkan tantangan desain tersebut meliputi persimpangan beberapa sistem, untuk tetap ringan mereka harus sangat padat daya, mereka harus beroperasi di berbagai suhu dan rentang tekanan yang luas dan juga sangat kritis terhadap keselamatan.
“Menemukan solusi rekayasa yang efektif dan aman untuk memenuhi semua persyaratan ini, sementara bobot yang ringan adalah tantangan yang harus kami atasi,” imbuhnya.
Adapun, Gilmour Space berada di garis depan dalam pengembangan teknologi roket hybrid generasi mendatang yang lebih aman dan lebih hemat biaya daripada roket propulsi kimia tradisional.
Chief Operating Officer dan salah satu pendiri perusahaan James Gilmour mengatakan 2020 akan menjadi tahun yang sibuk bagi mereka. Pasalnya, mereka mengembangkan dan menguji berbagai sistem roket di kendaraan peluncuran orbital.
"Kami berterima kasih kepada Universitas Queensland dan pemerintah karena mendukung upaya kami untuk menumbuhkan industri peluncuran ruang angkasa di sini di Queensland," katanya.
Untuk mendukung proyek ini, hibah Advance Queensland akan mendanai peneliti PhD lain di Universitas Queensland selama tiga tahun sehingga memberikan peluang langka untuk transfer pengetahuan dan pelatihan di tempat kerja dengan perusahaan luar angkasa terkemuka.
“Ini adalah peluang yang sangat bagus karena memungkinkan pengetahuan dan penelitian mendasar yang dilakukan di Universitas Queensland untuk ditransfer ke aplikasi yang memiliki kepentingan nasional,” kata Dr Jahn.
Dia menambahkan bahwa melihat penelitian diadopsi menjadi produk adalah impian setiap peneliti dan insinyur.