Bumi Dibombardir 1,5 Juta Kilometer per Jam Angin Matahari, Apa Efeknya?

Syaiful Millah
Selasa, 9 Juni 2020 | 09:22 WIB
Bumi/
Bumi/
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Ramalan cuaca dari Space menyatakan bahwa Bumi saat ini dibombardir oleh badai matahari berkekuatan 1,5 juta kilometer per jam.

Bumi dibombardir oleh partikel-partikel matahari yang bergerak dengan kecepatan 425 kilometer per detik. Aliran partikel tersebut telah melalui perjalanan 150 juta kilometer dari Matahari ke Bumi.

Cosmic forecasters Space Weather mengatakan bahwa aliran partikel itu berasal dari lubang di atmosfer bagian atas matahari, juga dilaporkan dapat menghasilkan aurora yang menakjubkan.

“Aliran angin matahari (solar wind) menyapu medan magnet Bumi. Bahan gasnya mengalir dari lubang utara di atmosfer matahari,” kata Space Weather dalam sebuah pernyataan seperti dikutip Express, Selasa (9/6).

“Para pengamat langit dengan garis lintang tinggi harus bersiap terhadap kehadiran aurora, terutama di belahan bumi selata di mana kegelapan musim gugur yang mendukung visibilitas aurora,” imbuh pernyataan itu.

Aliran partikel matahari dapat menyebabkan munculnya aurora, yang meliputi aurora borealis (northern lights) dan aurora australis (southern lights).

Saat magnetosfer dibombardir oleh angin matahari, cahaya biru-hijau yang menakjubkan dapat muncul, ketika lapisan atmosfer membelokkan partikel yang datang.

Namun, para peneliti juga mencatat konsekuensi dari badai matahari dan cuaca antariksa ekstrem. Badai matahari dilaporkan dapat memengaruhi teknologi yang berbasis satelit.

Badai matahari dapat memenaskan atmosfer luar Bumi. Ini dapat memengaruhi satelit di orbit dan berpotensi menyebabkan kurangnya navigasi GPS, sinyal ponsel, dan televisi satelit.

Selain itu, lonjakan partikel juga dapat menyebabkan arus tinggi di magnetosfer. Hal ini dapat menyebabkan tegangan yang lebih tinggi dari kabel listrik, yang mengakibatkan trafo listrik dan ledakan hingga hilangnya daya.

Namun demikian, konsekuensi buruk dari badai matahari ini jarang terjadi. Sejarah mencatat, hal tersebut pernah terjadi pada 1859, ketika badai matahari melumpuhkan teknologi listrik di Eropa pada saat itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Syaiful Millah
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper