China dan Amerika Serikat Luncurkan Misi Penjelajah Ruang Angkasa ke Mars Tahun Ini

Syaiful Millah
Rabu, 3 Juni 2020 | 14:36 WIB
Planet Mars/telegraph.co.uk
Planet Mars/telegraph.co.uk
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Misi pertama China ke planet Mars diperkirakan bakal diluncurkan pada waktu yang sama ketia Amerika Serikat akan mengirimkan robot penjelajahannya ke planet merah tersebut. Keduanya bakal dilakukan pada musim panas tahun ini.

Pesawat ruang angkasa Tianwen-1 akan lepas landas dengan roket Long March 5 pada bulan Juli atau Agustus, dan diperkirakan bakal mencapai Mars pada Februari tahun depan.

Ini bertepatan dengan misi penjelajahan kelima badan antariksa Amerika Serikat ke planet tersebut. NASA berencana untuk meluncurkan Perseverance rover pada Juli, dan diperkirakan sampai ke Mars juga pada Februari mendatang.

Dua misi luang angkasa itu diluncurkan ketika Bumi dan Mars berada pada titik terdekatnya, sehingga pesawat yang dikirim dapat melakukan perjalanan dengan cara tercepat dan hemat bahan bakar. Kedekatan dua planet ini terjadi paling optimal setiap 26 bulan.

Tianwen 1 milik China memiliki pengorbit yang terbang di sekitar planet Mars, dan seorang pendarat akan melepaskan rover untuk mencari air dan es serta menjelajahi atmoster dan tanah planet tersebut.

Sementara itu, misi dari Amerika Serikat akan mengirimkan rover yang mencari tanda-tanda kehidupan, dan mengumpulkan sampel permukaan untuk dibawa kembali ke Bumi pada misi berikutnya.

Misi penjelajahan China dirancang untuk beroperasi selama 80 hari di planet Mars atau sekitar 3 bulan waktu di Bumi. Sementara, misi Perseverance Amerika Serikat akan bertahan selama 1 tahun waktu Mars atau 678 hari waktu Bumi.

“Titik kunci pertama dalam misi ini adalah memastikan bahwa pengorbit ditangkap oleh medan gravitasi Mars. Berikutnya adalah pendaratan itu memakan waktu 7-8 menit,” kata Bao Weimin, head of the Science and Technology Committee of the China Aerospace Science and Technology Corporation, seperti dikutip South China Morning Post, Rabu (3/6).

Dia menambahkan bahwa tim China akan memanfaatkan pengalaman mereka dari misi ke bulan yang sebelumnya telah sukses dilakukan, untuk memastikan pendaratan yang aman. Adapun, uji pendaratan rover di Mars telah dilakukan dengan simulasi proses deselerasi, melayang, hingga mendeteksi bentang alam.

Sebagai informasi, robot penjelajahan Bulan bernama Yutu-2 China adalah yang pertama kali mendarat di sisi terjauh Bulan pada Januari 2019. Operasinya telah ditangguhkan sementara untuk persiapan kontrol darat peluncuran Tianwen-1 yang sedang berlangsung.

Negari Panda itu juga berencana untuk meluncurkan penyelidikan Bulan yang lainnya. Operasi Chang’e-5 direncanakan berjalan akhir tahun ini untuk membawa kembali sampel yang telah diambil oleh rover dari misi sebelumnya.

China telah berlomba untuk mengejar Amerika Serikat dan Rusia dalam hal misi luar angkasa. Negara di bawah pimpinan Xi Jinping itu telah menjadi salah satu kekuatan utama perihal luar angkasa pada tahun ini.

Adapun, upaya pertama China untuk sampai ke Mars mengalami kegagalan pada 2012. Ketika itu, pesawat ruang angkasa Phobos-Grunt Rusia yang membawa wahana Yinghuo-1 milik China gagal melampaui orbit Bumi dan pecah di atas Samudera Pasifik.

Sementara itu, misi penjelajahan ke Mars merupakan area persaingan eksplorasi ruang angkasa yang telah berlangsung selama Perang Dingin. Pesawat ruang angkasa Amerika Serikat bernama Mariner-4 adalah yang pertama terbang ke planet merah pada 1964. Sedangkan Mars-2 dan Mars-3 milik Uni Soviet adalah pengorbit dan pendarat sukses pertama yang mencapai Mars pada 1971.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Syaiful Millah
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper