Bisnis.com, JAKARTA – Persaingan industri video berbasis permintaan (Video-on-Demand/VoD) di Indonesia masih berkutat pada penyediaan layanan dengan tarif murah.
Pengamat telekomunikasi dari Institut Teknologi Bandung Ian Joseph Matheus Edward melihat bahwa layanan murah memang masih menjadi strategi yang efisien bagi pelaku usaha VoD. Pasalnya saat ini makin banyak masyarakat yang membutuhkan tontonan seperti yang disajikan oleh platform oD karena kebijakan bekerja dari rumah dan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
Namun, menurutnya, hal itu menurutnya perlu dijaga dengan strategi lain.
“Untuk bisa menjaga jumlah penonton, yang perlu digodok adalah content librarynya, kualitas gambar dan streaming-nya bagus. Serta perlu, ada kerjasama yang baik antara Content Provider dan Network Provider harus bekerja sama,” ujarnya, Jumat, (24/4/2020).
Senada, Direktur Eksekutif ICT Institute, Heru Sutadi mengamini ada tendensi kenaikan VoD hal itu karena dengan di rumah saja maka orang akan mencoba mencari hiburan dan salah satunya adalah nonton VoD.
“VoD tetap akan jadi pilihan dan trafik cenderung naik dari biasanya sampai habis lebaran, tetapi pasar Indonesia baru terbentuk, harga menjadi pertimbangan penetrasi pasar. Tentu akan dipasarkan layanan dengan harga sesuai kantong orang Indonesia,” tambahnya.
Menanggapi hal tersebut, Vice President of Brand Marketing Vidio, Rezki Yanuar pun mengatakan bahwa langkah konkret terpenting saat ini adalah mendukung program pemerintah untuk tetap di rumah dan melakukan physical distancing untuk mengurangi resiko penularan Covid-19.
“Maka [strategi] kami adalah memberikan akses gratis ribuan tayangan premium Vidio untuk 14 hari selama bulan April dengan aktivasi kode VIDIOBEBASNONTON di aplikasi Vidio. Kami berharap dapat menemani dan memberikan kenyamanan menonton di rumah bagi para pecinta konten hiburan OTT (Over The Top) di seluruh Indonesia,” terangnya.
Disisi lain, Rezki menyebutkan bahwa pihakny makin memperkuat berbagai tayangan berkualitas mulai dari Vidio Original Series, film dan serial Korea favorit, film lokal terbaik, film nostalgia Warkop DKI, tayangan pertandingan e-sports, film Hollywood hingga Bollywood.
“Tidak hanya hiburan, kami juga meluncurkan berbagai konten edukasi dan religi yang bisa dinikmati oleh anak-anak hingga orang dewasa. Kami bahkan sudah menyiapkan konten ‘Belajar di Rumah’ yang bekerja sama dengan TV Edukasi,” ungkapnya.
Dia menjelaskan bahwa menurut data terakhir, di 2020 jumlah pengguna aktif Vidio telah mencapai 62 juta pengguna yang berarti mengalami peningkatan sebesar 30 persen dari bulan sebelumnya.
Dilain pihak, Vice President Corporate Communication Telkom, Arif Prabowo mengungkapkan bahwa untuk meningkatkan layanan kepada pelanggan, Telkom menjalin kerjasama dengan berbagai penyedia konten provider (OTT) demi memastikan beragamnya tayangan berkualitas bagi pelanggan.
“Salah satu penyedia konten provider yang bekerja sama dengan Telkom adalah Iflix, OTT yang berkantor pusat di Malaysia. Terkait dengan strategi yang dijalankan baik dari sisi marketing maupun konten, hal tersebut menjadi kewenangan masing-masing penyedia konten,” jelasnya.
Terkait peningkatan jumlah pelanggan dari Iflix selama WFH, Arif menjelaskan bahwa pada dasarnya layanan Iflix dapat diakses oleh seluruh pelanggan IndiHome sehingga adanya penambahan pelanggan IndiHome akan berpengaruh juga kepada penambahan pelanggan yang dapat menikmati layanan Iflix.
“Mengingat Iflix merupakan penyedia konten provider OTT, baik trafik maupun proyeksinya hanya dapat diketahui dan menjadi kewenangan konten provider yang bersangkutan,” ujarnya.