Bisnis.com, JAKARTA - Pendiri Instagram akan memperkenalkan sebuah situs web yang memberikan pembaruan langsung negara-per-negara tentang penyebaran virus corona Covid-19.
Situs ini akan menggunakan statistik yang disebut angka reproduksi efektif, yang melacak rata-rata jumlah orang yang tertular virus dari satu orang yang terinfeksi.
"Kami sedang melacak yang terbaru tentang pandemi virus corona dan respons global. Daftar di sini untuk buletin harian kami tentang apa yang perlu Anda ketahui," kata Kevin Systrom, co-founder dan mantan CEO Instagram, mengatakan dalam sebuah wawancara di Bloomberg Television, Sabtu (18/4/2020).
Dia menjelaskan metode statistika menggunakan angka satu. Jika itu di atas satu, itu berarti virus tersebut tumbuh sangat cepat, dan jika itu di bawah satu berarti virus corona masih di bawah kendali."Kami mencoba mengambil topik yang kompleks dan mendidihkannya ke nomor sederhana yang dapat dilihat siapa pun dari rumah mereka." katanya.
Menurut situs RT.live, data berasal dari The Covid Tracking Project, sebuah organisasi sukarelawan mulai membantu mengumpulkan dan memvisualisasikan tingkat pengujian dan infeksi untuk Covid-19.
Sementara itu, Kevin menyebutkan lebih berguna untuk melihat tingkat infeksi dari sudut lokal. Adapun, menurut peringkat, Vermont jauh lebih aman daripada Georgia, misalnya. Dia berharap RT. Hidup membantu warga memahami apakah mereka dalam bahaya ketika bagian dari perekonomian dibuka kembali.
"Itulah mengapa dasbor ini sangat penting - karena memberi masyarakat wawasan langsung tentang efek dari pilihan yang kita semua buat," tambahnya.
Adapun Systrom dan Mike Krieger adalah pendiri Instagram yang meninggalkan Facebook pada akhir 2018 setelah berselisih dengan CEO Mark Zuckerberg.
Kevin menuturkan meskipun tidak ada orang yang memiliki latar belakang kesehatan atau epidemiologi, pemodelan statistik yang sama yang berlaku untuk pertumbuhan perusahaan yang cepat juga mungkin berguna untuk melacak pertumbuhan virus. Dia tidak berharap untuk mengubah situs baru menjadi perusahaan.
"Kita akan melihat ke mana perginya," ucapnya.