Bisnis.com, JAKARTA - Palang Merah Indonesia (PMI) dan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman menandatangani nota kesepahaman terkait penelitian plasma penyintas Covid-19. Adapun, plasma tersebut akan digunakan untuk memproduksi zat antibodi yang dapat melawan SARS-CoV-2.
Direktur Lembaga Molekuler Eijkman Amin Soebandrio mengatakan pihaknya akan mengambil plasma convalescent dari penyintas Covid-19. Adapun, lanjutnya, plasma tersebut biasanya mengandung antibodi yang sangat baik untuk bisa menetralisir Covid-19.
"[Penelitian] ini diharapkan akan bisa membantu mereka yang sedang dalam perjuangan antara mati dan hidup, yaitu pasien-pasien yang dalam kondisi berat. Di mana jumlah virusnya masih banyak, tapi mereka sendiri belum memiliki antibodi, sedangkan menunggu vaksin agak lama," katanya pada konferensi pers jarak jauh, Rabu (15/4/2020).
Amin menyatakan dalam kerja sama penelitian tersebut PMI akan bertugas untuk mengambil plasma dari para penyintas. Amin menilai PMI memiliki perlengkapan dan keahlian pengambilan plasma tersebut lantaran hal tersebut harus dengan perlindungan etik dan persetujuan penyintas.
Amin berharap pendekatan pengobatan tersebut dapat menekan angka kematian Covid-19 sehingga pengendalian dan penyebaran Covid-19 bisa dikendalikan dengan baik. Adapun, jumlah pasien meninggal di DKI Jakarta telah menembus angka 1.000 orang.
Sepreti dilansir dari VOX, tubuh manusia memiliki sistem perlindungan terhadap objek asing yang masuk ke dalam tubuh. Maka dari itu, sebagian peneliti menginvestigasi perawatan yang dapat membantu sistem imun untuk mengunci dan melawan SARS-CoV-2.
Seperti diketahui, salah satu jenis darah putih yang dikenal dengan B cell memproduksi antibodi saat virus memasuki tubuh. Antibodi tersebut merupakan protein yang mengunci pada bagian tertentu pada sel yang terinfeksi dan menandai sel tersebut untuk dihancurkan. Antibodi juga dapat menangkal virus untuk menginfeksi sel sarang.
Sebuah perusahaan bioteknologi, Regeneron, saat ini sedang mengembangkan perawatan antibodi yang dapat membanti sistem imun penderita Covid-19 untuk secara cepat menyerang SARS-CoV-2.
Vice Prsident bidang Penelitian Penyakit Menular dan Teknologi Vektor Virus Regeneron Christos Kyratsous mengatakan antobodi buatan dapat digunakan secara profilaksis untuk mengobati suatu penyakit. Penerima antobodi buatan juga dapat mendapatkan perlindungan dari sebuah virus selama beberapa bulan.