Bisnis.com, JAKARTA - Bisnis dompet digital dinilai kurang menjanjikan bagi perusahaan operator seluler. Beberapa waktu lalu, layanan dompet digital XL Tunai milik PT XL Axiata Tbk. resmi ditutup. Jauh sebelumnya, PT Indosat Tbk. juga menutup layanannya, yakni Dompetku.
Menurut Group Head Corporate Communication XL Axiata Tri Wahyuningsih, sampai dengan saat ini layanan dompet digital belum menemukan model bisnis yang tepat untuk dapat berkembang secara organik sesuai dengan aturan Bank Indonesia.
"Layanan e-money merupakan bisnis layanan yang penuh dengan aturan yang ketat (heavy-regulated), dan untuk menjalankannya dibutuhkan kompetensi dan fokus bisnis yang khusus," ujarnya kepada Bisnis, Selasa (10/3/2020).
Untuk sementara, lanjutnya, bisnis layanan digital akan menjadi fokus utama dari anak usaha Axiata lainnya, yaitu Axiata Digital Service Indonesia. Sesuai dengan strategi perusahaan, katanya, XL akan lebih fokus kepada bisnis utama di bidang telekomunikasi.
Pada 2017 silam, ketika Indosat menutup Dompetku, salah satu hal yang menjadi penyebab adalah tidak menguntungkannya layanan tersebut bagi perusahaan.
Menurut Head of Crowdfunding Working Group Asosiasi Fintech Indonesia (AFTech) Edward Ismawan Chamdani layanan dompet digital yang diluncurkan operator seluler sulit untuk dikembangkan jika berdiri sendiri tanpa adanya ekosistem gabungan.
"Ekosistem gabungan tersebut bisa memberikan manfaat di luar pembayaran bagi pelanggan dan juga manfaat pendapatan lainnya," ujarnya.
Idealnya, lanjut Edward, penyedia layanan dari sektor telekomunikasi memiliki ekosistem super apps untuk mendukung layanan dompet digital yang dimiliki, seperti halnya Gojek dengan layanannya Gopay.
Dia melanjutkan sulit bagi penyedia layanan untuk memaksakan kebiasaan konsumen melalui aplikasi dengan penggunaan tunggal. Selain itu, Strategi insentif dinilai akan menjadi beban bagi penyelenggara.
Dihubungi terpisah, pengamat perusahaan rintisan Rama Mamuaya menilai sulitnya perusahaan telekomunikasi mengembangkan bisnis melalui layanan dompet digital tidak terlepas dari paradigma yang masih tradisional.
Selain itu, lanjutnya, keterkaitan tidak langsung antara layanan dompet digital dengan infrastruktur utama perusahaan telekomunikasi membuat investasi di lini bisnis tersebut dilakukan dengan setengah-setengah dan cenderung berjangka pendek.