Cara China Turunkan Kasus Corona, Kerahkan Robot hingga Pelacak Virus

Lorenzo Anugrah Mahardhika
Sabtu, 7 Maret 2020 | 15:55 WIB
Robot patroli di sebuah rumah sakit di Shenyang, Provinsi Liaoning China memeriksa suhu dan identitas dan mendisinfektan orang./Istimewa
Robot patroli di sebuah rumah sakit di Shenyang, Provinsi Liaoning China memeriksa suhu dan identitas dan mendisinfektan orang./Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – China mengerahkan seluruh inovasi dan ciptaannya di bidang teknologi guna memerangi penyebaran wabah virus corona.

Teknologi kecerdasan buatan, helm pintar, hingga aplikasi kesehatan digunakan untuk membantu masyarakat dan pemerintah. Salah satu perusahaan, Pudu Technology, yang berbasis di Shenzhen menciptakan robot.

Perusahaan pencipta robot industri katering ini memasang mesinnya pada lebih dari 40 rumah sakit di seluruh China untuk membantu menyediakan makanan bagi staf medis.

Selain itu, ada MicroMultiCopter yang juga berbasis di Shenzhen, mengerahkan drone untuk mengangkut sampel medis dan melakukan pencitraan thermal dari pantauan udara.

Teknologi kecerdasaan buatan atau artificial inteligence (AI) yang lebih canggih juga dimanfaatkan untuk membantu melakukan diagnosis penyakit serta mengakselerasi pengembangan vaksin.

Perusahaan e-commerce Alibaba menyatakan bahwa sistem diagnosis yang diberdayakan menggunakan AI-nya dapat mengidentifikasi infeksi virus corona dengan akurasi 96 persen.

Selain itu, pendiri Alibaba Jack Ma, juga mengumumkan yayasan amalnya, Jack Ma Foundation akan menyumbangkan US$2,15 juta untuk pengembangan vaksin virus corona.

Cara China Turunkan Kasus Corona, Kerahkan Robot hingga Pelacak Virus

Taipan dan pendiri Alibaba Jack Ma mendonasikan US$2,15 juta untuk memerangi wabah virus corona/Istimewa

Pejabat senior di Global Cyberspace Governance yang berbasis di Shanghai, Lu Chuanying mengatakan, berbagai teknologi yang telah diciptakan China berhasil memberi kontribusi besar dengan cara yang tak terduga, kreatif dan sangat responsif.

“Mereka membantu kami menahan laju penyebaran virus corona. Sehingga membuat teknologi-teknologi ini sebagai sarana andalan dan dapat dipercaya dalam menghadapi wabah ini,” tulisnya dalam sebuah artikel yang dikutip dari BBC, Sabtu (7/3/2020).

Cara China Turunkan Kasus Corona, Kerahkan Robot hingga Pelacak Virus

Perusahaan MicroMultiCopter berbasis di Shenzhen mengerahkan drone untuk mengangkut sampel medis pasien virus corona dan melakukan pencitraan thermal dari pantauan udara./Istimewa

Sistem Pengawasan

Selain robot dan drone, China juga mengerahkan sistem pengawasannya untuk mengawasi individu yang terinfeksi virus corona dan wajib dikarantina.

Salah satu perusahaan AI terkemuka di China bernama SenseTime, mengatakan software pendeteksi suhu tanpa kontak ciptaannya digunakan di stasiun bawah tanah, sekolah dan pusat komunitas di Beijing, Shanghai dan Shenzhen.

Mereka juga mengklaim punya alat yang dapat mengenali wajah, bahkan jika objek yang dipindai mengenakan topeng.

“Ditengah masa sulit seperti ini, kami melihat penggunaan teknologi kami sebagai tanggung jawab untuk turut terlibat dalam penanggulangan wabah virus corona, bukan sebagai kesempatan belaka,” ujar seorang juru bicara SenseTime kepada BBC.

Di Chengdu, Provinsi Sichuan, pemerintah daerah setempat juga telah memberikan helm pintar kepada aparat terkait yang dapat mengukur suhu siapa pun dalam radius 5 meter, dan membunyikan alarm jika mereka terdeteksi demam.

Cara China Turunkan Kasus Corona, Kerahkan Robot hingga Pelacak Virus

SenseTime menciptakan software pendeteksi suhu tanpa kontak  digunakan di stasiun bawah tanah, sekolah dan pusat komunitas di Beijing, Shanghai dan Shenzhen./Istimewa

Aplikasi Pelacak Virus

Selain itu, masyarakat China juga dapat memanfaatkan fitur ini pada aplikasi bernama Alipay Health Code.

Aplikasi ini bisa melacak penyebaran virus corona dan akan menampilkan seorang individu berwarna hijau, kuning atau merah yang menunjukkan tingkat suhu tubuh mereka.

Pengembang aplikasi ini, Ant Financial, mengatakan aplikasi ini menggunakan big data untuk mengidentifikasi seseorang yang diduga terkena virus corona. Aplikasi ini juga diklaim telah digunakan di lebih dari 200 kota di China.

Tencent yang merupakan induk perusahaan WeChat juga meluncurkan fitur pelacakan berbasis QR code.

Aplikasi 'close contact detector' yang diciptakannya memberi tahu pengguna jika mereka telah melakukan kontak dekat dengan pembawa virus.

"Pada big data dan internet seperti saat ini, pergerakan setiap orang bisa dilihat dengan jelas. Kita berada di masa  yang sangat berbeda bila dibandingkan dengan zaman SARS melanda," kata Li Lanjuan, Penasihat National Health Commission dalam wawancara dengan salah satu stasiun TV China.

Meski kemunculan teknologi dan aplikasi baru ini dinilai amat berguna dan sangat diperlukan,  namun juga memunculkan kekhawatiran terkait privasi para pengguna.

Aplikasi-aplikasi kesehatan yang ada mengharuskan pengguna memasukkan nomor identitas, dan nomor telepon. Pihak otoritas China juga diduga mengambil data dari para penyedia jasa telekomunikasi, dan perusahaan-perusahaan milik negara.

Kasus Menurun

Otoritas kesehatan China melaporkan bahwa lebih dari seperempat total kasus virus Corona (COVID-19) baru di China berasal dari luar negeri. Dengan kata lain, ada tren penurunan jumlah kasus baru yang sumbernya di China. 

Total ada 99 kasus virus Corona baru di China atau 54 kasus lebih rendah dibandingkan hari sebelumnya (143). Dari 99 kasus tersebut, 60 di antaranya diklaim berasal dari warga yang baru saja pulang dari luar negeri.

Di Provinsi Gansu, misalnya, pemerintah China menyebut ada 24 kasus virus corona di sana. Kasus-kasus itu kebanyakan berasal dari warga yang kembali dari Iran antara tanggal 2-5 Maret 2020.

 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper