Mengenal Gim Berbasis Komputasi Awan dan Prospeknya di Indonesia

Akbar Evandio
Kamis, 5 Maret 2020 | 19:26 WIB
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Bermain gim kini tak lagi harus terbatas oleh perangkat atau medium tertentu. Pasalnya sejak setahun terakhir, industri gim telah berkembang dan mulai beralih memanfaatkan komputasi awan (cloud).

Gim berbasis komputasi awan atau cloud memilki bentuk yang relatif berbeda dengan gim lain seperti Playstation, Xbox, komputer desktop, ponsel atau gim konsol lain yang membutuhkan alat khusus untuk mengoperasikannya.

Gim berbasis komputasi awan beroperasi layaknya tayangan video streaming. Bedanya, jika video streaming yang diputar adalah produk visual saja, sedangkan gim streaming lebih interaktif lantaran menampilkan permainan.

Alhasil, pengguna dapat menggunakannya  di berbagai medium lantaran permainan tersebut berjalan dan beroperasi menggunakan cloud.

Sejauh ini sejumlah perusahaan raksasa digital telah mengembangkan platform permainan model baru tersebut. Mereka a.l . Google dengan platformnya Google Stadia, Microsoft melalui ProjectxCloud, dan Tencent dengan Start.

Kendati dapat dimainkan di berbagai medium lantaran berbentuk streaming, permainan berbasis cloud memiliki salah satu kelemahan, yakni harus dimainkan menggunakan internet berkecepatan tinggi dan stabil.

Adapun, Indonesia dinilai menjadi salah satu negara konsumen sekaligus produsen gim berbasis komputasi awan. Bendahara Asosiasi Modal Ventura Untuk Startup Indonesia (AmvesindoEdward Ismawan Chamdani mengatakan, pertumbuhan perusahaan rintisan (startup) yang mengembangkan gim berbasis komputasi awan di Indonesia cukup menjanjikan.

Terlebih, pembuatan gim berbasis komputasi awan dinilai memiliki ongkos produksi lebih murah dibandingkan gim bentuk lain. Hal itu tak lepas dari karakter gim terse but yang mengandalkan cloud sebagai prosesornya. Berbeda dengan gim konsol yang memerlukan alat atau server fisik secara khusus untuk mengoperasikannya.

Namun sayangnya, perkembanga startup gim berbasis cloud di Indonesia belum maksimal. Salah satunya lantaran belum banyak pemodal yang memahami dan mengerti konsep gim tersebut.

“Belum banyak investor lokal yang mengerti dan mau mengucurkan dana marketing bagi startup gim tersebut,” jelasnya, Kamis (5/3/2020)

Di sisi lain, kendala berkembangnya startup gim berbasis cloud di Indonesia juga muncul dari keandalan jaringan internet dan kapasitas komputasi awan dalam negeri.

Direktur Eksekutif ICT Heru Sutadi mengatakan tantangan startup gim Indonesia untuk mengembangkan bisnisnya adalah kapasitas sever dari pengusaha komputasi awan lokal. Pasalnya, gim tersebut membutuhkan kapasitas server yang sangat besar untuk beroperasi.

“Kemudian, tantangannya bukan cuma soal storage, tapi sistem harus andal, kecepatan internet yang tinggi dan stabil serta harga terjangkau,” ujarnya.

Sementara itu, Asosiasi Cloud Compting Indonesia (ACCI) mengatakan bahwa kesiapan penyedia komputasi awan lokal untuk menunjang perusahaan rintisan berbasis gim di Indonesia makin baik.

Sekretaris Jenderal ACCI Fanky Christian menjelaskan saat ini dari penyedia komputasi awan lokal sudah mampu untuk menunjang layanan gim di Indonesia. Namun demikian masih terdapat kendala dari sisi koneksi jaringan internet.

“Jadi, kalau di luar negeri koneksi internet bagus, jadi streaming ke cloud juga bagus layanannya. Kemudian, bila menjalankan gim di cloud seperti streaming di PS 4 [Playstation 4], itu yang kita belum kuat. Bandwidth belum kuat,” lanjutnya.

Dia mengatakan, apabila infrastruktur jaringan internet Indonesia makin membaik, bukan tak mungkin akan berdampak pada pertumbuhan yang lebih pesat pada bisnis startup gim berbasis cloud di Indonesia.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper