Begini Cara Grabfood Hadapi Persaingan Bisnis Makanan dan Minuman

Akbar Evandio
Senin, 24 Februari 2020 | 21:57 WIB
Ilustrasi pengemudi ojek daring Grab./Reuters-Beawiharta
Ilustrasi pengemudi ojek daring Grab./Reuters-Beawiharta
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Perusahaan rintisan Grabfood lakukan ragam inovasi untuk beradaptasi di bisnis makanan dan minuman (mamin).

Hadi Surya Koe, Head of Marketing GrabFood, Grab Indonesia mengatakan bahwa hal ini mengacu pada laporan e-Conomy SEA 2019 di mana bisnis layanan pesan-antar makanan daring di Asia Tenggara diproyeksi akan tumbuh 4 kali lipat dari US$ 5,2 miliar di 2019 mencapai US$ 20 miliar pada 2025.

Selain itu, dia memaparkan bahwa studi internal Grab memproyeksikan bahwa layanan pengantaran makanan di pasar Asia Tenggara akan berkontribusi sebesar 5 persen dari total pengeluaran sektor mamin, dibandingkan dengan kontribusi pasar pesan-antar makanan yang lebih matang.

Dia melihat bahwa dengan meningkatnya pendapatan kelas menengah yang tengah berkembang dan berubahnya gaya hidup, maka layanan industri makanan di Indonesia diperkirakan akan tumbuh tingkat pertumbuhan tahunan (CAGR) sepanjang 2018 - 2023 sebesar 7,06 persen.

“Perilaku konsumen telah berubah dan mereka mengutamakan faktor kenyamanan dalam kehidupan sehari-hari,” terangnya ketika dihubungi Bisnis, Senin (24/2/2020).

Selain itu, Hadi mengatakan bahwa layanan transportasi dan pesan-antar makanan merupakan dua pengeluaran terbesar dalam setiap rumah tangga.

Untuk diketahui, Kementerian Perindustrian mencatat, sepanjang tahun 2018, industri makanan dan minuman mampu tumbuh sebesar 7,91 persen atau melampaui pertumbuhan ekonomi nasional di angka 5,17 persen.

Hadi melihat bahwa salah satu tantangan yang dihadapi oleh para pebisnis kuliner daring adalah mengatasi pasang surut dalam penjualan.

Dalam hal ini, dia mengklaim pihaknya dapat membantu mitra merchant untuk menjangkau lebih banyak pelanggan secara online dan mendorong permintaan melalui data dan wawasan mengenai pola konsumsi pelanggan.

“Hal ini agar mitra merchant dapat mengembangkan program-program promosi yang relevan dan tepat sasaran,” terangnya.

Dia menambahkan, salah satu inovasi GrabFood untuk membantu pertumbuhan mitra GrabFood adalah dengan mengenalkan konsep cloud kitchen yang disebut GrabKitchen.

“GrabKitchen kemudian secara resmi diluncurkan pada April 2019 lalu,” terangnya.

Dia mengklaim bahwa GrabKitchen merupakan jaringan cloud kitchen terbesar di Asia Tenggara dengan lebih dari 40 cloud kitchen tersebar di Indonesia.

“GrabFood telah mengoperasikan lebih dari 40 GrabKitchen di tanah air, yang tersebar di Jabodetabek, Bandung, Bali, Medan, dan Surabaya. Selain di Indonesia, layanan ini juga tersedia di Singapura, Thailand, Vietnam dan Filipina,” tambahnya.

Hadi berharap layanan ini menjadi inovasi dan solusi dalam menjembatani kesenjangan permintaan pelanggan, sembari menyediakan peluang-peluang bisnis baru untuk para mitra merchant.

Sebagai informasi, GrabFood saat ini telah melayani 193 kota di Indonesia, dengan pertumbuhan GMV (gross merchandise value) mencapai 5,2x dan pengguna aktif meningkat hingga 173 persen)

Adapun di Indonesia, GrabFood mencatatkan pertumbuhan GMV mencapai 4,8 kali dan jumlah pengguna aktif meningkat sebesar 2,1 kali dan mitra merchant GrabFood tumbuh 1,9 kali pada periode Januari - Desember 2019.

Hadi mengatakan bahwa pesatnya pertumbuhan GrabFood di Indonesia juga dapat dikaitkan dengan kehadiran berbagai merchant restoran cepat saji dan berbagai pilihan makanan lokal yang dikenal dan dicintai oleh masyarakat Indonesia.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Akbar Evandio
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper