Pacu Lalu Lintas Data Video, Indosat Gandeng HOOQ

Leo Dwi Jatmiko
Rabu, 29 Januari 2020 | 21:18 WIB
Karyawan melayani pelanggan di gerai Indosat Ooredoo, Jakarta, Rabu (2/1/2019)./Bisnis-Endang Muchtar
Karyawan melayani pelanggan di gerai Indosat Ooredoo, Jakarta, Rabu (2/1/2019)./Bisnis-Endang Muchtar
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – PT Indosat Tbk. tengah menggenjot lalu lintas data video dengan memberikan konten lokal berkualitas kepada pelanggan melalui kemitraan  dengan HOOQ.

VP Head of Digital Lifestyle Indosat Ooredoo Rasyefki Sultani mengatakan bahwa perseroan terus berupaya meningkatkan lalu lintas data video.

Video merupakan kontributor terbesar yang menggerakan lalu lintas data operator seluler. Lebih dari 50 persen lalu lintas data disumbangkan oleh video.  

Salah satu cara yang dilakukan untuk melesatkan lalu lintas data video, kata Rasyefki, adalah dengan menggandeng mitra penyedia layanan video berbasis permintaan atau video-on-demand (VoD), termasuk HOOQ.

Indosat memilih HOOQ sebagai mitra strategis karena HOOQ dinilai memiliki kekuatan di konten lokal yang saat ini trennya sedang meningkat.

“Karena kalau dilihat di Bioskop, jumlah penonton Indonesia lebih banyak dibandingkan dengan film barat. Untuk konten lokal, bisa dikatakan HOOQ ini lumayan terdepan,” kata Rasyefki kepada Bisnis, Senin (27/1/2020).

Dia menjelaskan kerja sama yang terjalin dengan HOOQ tidak eksklusif. HOOQ tetap dapat bermitra dengan operator lain, demikian juga dengan Indosat.

Kerja sama yang terjalin juga bertujuan untuk membuat pelanggan makin nyaman dan loyal terhadap Indosat. Melalui kerja sama ini, Indosat menawarkan promo buy 1 get 3 dengan potong pulsa untuk menikmati film-film dan serial dari HOOQ.

“Ini juga bisa menambah kenyamanan pelanggan Indosat,” kata Rasyefki.

Rasyefki mengatakan perseroan tidak berminat untuk membuat layanan video berbasis permintaan, sebagaimana yang dilakukan oleh kompetitornya. Indosat memiliki strategi khusus agar pengelolaan konten video tetap menguntungkan tanpa memakan dana besar.

Untuk membangun layanan video berbasis permintaan membutuhkan dana besar untuk operasional dan membuat konten, sedangkan keuntungan yang diperoleh belum tentu sebanding dengan pengeluaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper