E-Wallet, OVO Terus Berinovasi Tingkatkan Pangsa Pasar

Bambang Supriyanto
Kamis, 14 November 2019 | 19:17 WIB
OVO Terus Berinovasi untuk Tingkatkan Pasar./Istimewa
OVO Terus Berinovasi untuk Tingkatkan Pasar./Istimewa
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – PT Visionet Internasional (OVO) akan terus berinovasi untuk meningkatkan pangsa pasar dan jangkauan penggunaan dompet digital elektronik (e-wallet) OVO sebagai solusi pembayaran cashless di Indonesia. 

Presiden Direktur PT Visionet Internasional (OVO) Karaniya Dharmasaputra mengatakan langkah konkret tersebut ditempuh OVO seiring dengan terus membaiknya  kinerja perusahaan itu di pasar e-wallet.

“Kami terus berinovasi dan memberikan kemudahan kepada konsumen. OVO tetap konsisten menjalankan komitmen kami untuk melayani masyarakat,” ujarnya di Jakarta, Kamis (14/11/2019).

Karaniya mengatakan, OVO  adalah perusahaan penyedia  layanan keuangan digital  yang didirikan, dirintis,  dan dikembangkan oleh Lippo Group. Saat  ini, para  pemegang saham OVO sudah sangat beragam sejalan dengan meningkatnya kinerja  OVO pada 2 tahun terakhir.  

“Kami  adalah  perusahaan independen yang dikelola  oleh manajemen profesional. Mana mungkin OVO berpisah dari pendirinya,” tegasnya.

Menurut Karaniya, beberapa hari terakhir muncul rumor yang sangat merugikan eksistensi OVO dan Lippo Group. 

“Mengenai rumor tersebut, saya justru  baru saja  bertemu dan berdiskusi panjang lebar dengan Direktur Lippo Group Pak John Riady. Kami berdiskusi  mengenai pengembangan OVO ke depan.  Pak John banyak memberikan masukan dan  sangat suportif terhadap berbagai upaya pengembangan bisnis OVO,” katanya. 

Menurut Karaniya, promosi berbentuk cashback dan pemberian fasilitas lainnya merupakan hal yang biasa di dunia startup saat ini,  sebagai bentuk edukasi kepada masyarakat. 

“Yang perlu dicatat adalah OVO sebagai  perusahaan keuangan digital memiliki  roadmap yang jelas untuk menuju profitabilitas  sebagai sebuah entitas bisnis yang sustainable. Kami baru berusia dua tahun dan sedang dalam tahap edukasi  untuk pengembangan pangsa pasar. Ini penting, karena pasar uang elektronik Indonesia baru bergeliat, dan akan terus berkembang dengan teramat pesat dalam 1-2 tahun ke depan,” jelas Karaniya.

Sejak beroperasi di Indonesia pada 2017 popularitas OVO melejit. 

Karaniya mengapresiasi animo masyarakat yang terus meningkat dalam penggunaan sistem  cashless, khususnya OVO.  Menurutnya, wajar apabila OVO mengenakan biaya transfer kepada konsumen untuk setiap transaksi ke perbankan. 

“Saya pikir wajar. Nilainya juga terbilang  kompetitif. Kalau dibandingkan dengan biaya transfer di perbankan, jelas nilai yang diterapkan OVO jauh lebih rendah. Apalagi dari sisi fitur, teknologi kami  real time,  aman,  dan  nyaman,” ungkapnya.

 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper