Masa Pemerintahan Jokowi-JK Ubah Pola Pikir Masyarakat di Era Digital

Rahmad Fauzan
Sabtu, 19 Oktober 2019 | 22:25 WIB
Menteri BUMN Rini Soemarno memukul gong menandai peresmian Ides Cafe di kompleks Digital Village desa Sedayu Tojan, Klungkung, Bali, Selasa (10/9/2019)./Istimewa
Menteri BUMN Rini Soemarno memukul gong menandai peresmian Ides Cafe di kompleks Digital Village desa Sedayu Tojan, Klungkung, Bali, Selasa (10/9/2019)./Istimewa
Bagikan
Bisnis.com, JAKARTA -- Masa pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla dinilai cukup banyak berkontribusi terhadap perkembangan industri digital di Tanah Air.
 
Head of Operations International Data Corporation (IDC) Indonesia Mevira Munindra menilai banyak perkembangan banyak terjadi dari segi pola pikir masyarakat.
 
Adapun, perkembangan pola pikir tersebut dapat dilihat di masyarakat dan pelaku bisnis, di mana industri di Indonesia tampak lebih dinamis dan terbuka terhadap teknologi baru dan inovasi.
 
"[Hal itu] terjadi terutama karena adanya dukungan pemerintah terhadap local tech scenedigital disruption dan digital concept yang mana juga mempengaruhi digital transformation serta spending perusahaan-perusahaan di Indonesia," ujarnya kepada Bisnis, Jumat (18/10).
 
Adapun, berdasarkan laporan IDC, tingkat pertumbuhan tahunan (compound annual growth rate/CAGR) untuk keperluan TI di Indonesia di sepanjang masa pemerintahan Jokowi-JK (2014-2019) berada di angka 7,9%.
 
Pertumbuhan tersebut, lanjut Mevira, terealisasi dengan adanya akselerasi kontribusi di sektor pelayanan teknologi informasi, terutama melalui proyek-proyek transformasi digital, seperti misalnya proyek-proyek terkait dengan integrasi proses bisnis dan peningkatan pengalaman kostumer platform digital platform.
 
Selain itu, sektor dagang-el menjadi salah satu andalan bagi Pemerintahan Jokowi-JK. Pasalnya, keterbukaan serta kemauan pemerintah untuk menjadi fasilitator bagi perusahaan-perusahaan rintisan, investor, dan setiap pemangku kepentingan yang ada di dalam ekosistem tersebut sangat kentara.
 
Bahkan, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara tidak bosan-bosan menyebutkan bahwa untuk mengakselerasi kemajuan ekosistem digital di Indonesia, pemerintah tidak lagi berperan sebagai regulator, melainkan fasilitator.
 
Adapun, jika dilihat dari potensi ekonomi yang bisa diraup Indonesia dalam beberapa tahun ke depan, pemerintah memang harus pintar-pintar karena prospek yang ditawarkan oleh era digital begitu menjanjikan.
 
Berdasarkan data Google-Temasek, ekonomi digital Indonesia berhasil menyentuh US$100 miliar pada 2019 dan diperkirakan akan meningkat hingga US$300 miliar dalam 6 tahun ke depan.
 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmad Fauzan
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper