1Ini Empat Tantangan Startup!
Dari berbagai riset yang dilakukan, ada sejumlah tantangan bagi pengembangan startup. Pertama, tantangan soal standardisasi. Misalnya, bagi perusahaan makanan bagaimana dapat memenuhi kriteria kesehatan dan gizi.
Kedua, tantangan pendanaan, seperti cara mencari angel investor atau mengetuk pintu investor lainnya agar mau bekerja sama. Ketiga, tantangan sumber daya manusia (SDM) ahli, misalnya dalam merekrut co-founder.
Keempat, tantangan dalam mencari informasi yang dibutuhkan dan tepat. Pada era digital saat ini, sambung Sychev, informasi banyak berseliweran mengenai cara mengembangkan usaha, mengakses pendanaan, dan sebagainya.
Terkadang informasi itu saling bertentangan, sehingga pelaku startup bingung harus mulai dari mana atau mengakses ke siapa untuk menjalankan roda bisnisnya.
“Tantangan-tantangan ini yang coba kita pecahkan bersama. Makanya Dubai Chamber mengundang startup di seluruh dunia untuk mengembangkan bisnis di sini, bertumbuh dengan jaringan yang ada, dan mampu menembus pasar regional serta global,” paparnya.
Omar Khan, Director of International Office at the Dubai Chamber of Commerce and Industry, mengungkapkan Pemerintah Dubai sangat proaktif dalam menjadikan Emirat sebagai pusat pengembangan bisnis global, terutama di bidang teknologi dan startup.
Sejumlah insentif yang diberikan ialah membebaskan pajak perusahaan selama 3 tahun, memberikan visa 10 tahun kepada investor dan pelaku usaha, menetapkan kepemilikan bisnis oleh pihak asing hingga 100%, serta orang asing juga bisa mendapat hak milik properti dan lahannya.
Dubai pun sudah sangat terbuka terhadap pendatang. Dari jumlah penduduk sekitar 3,14 juta, sekitar 7% berasal dari Dubai, dan 20% dari UEA. Adapun, sedangkan selebihnya adalah warga asing yang berasal dari hampir 200 negara.
Keseriusan Emirat dalam mengembangkan startup telah menghasilkan unicorn seperti Souq.com yang diakuisisi Amazon, dan Careem, perusahaan bervaluasi US$3 miliar yang diakuisisi Uber.
“Kami ingin pengalaman ini dapat menjadi penarik orang untuk datang, tinggal di sini, bawa keluarga di sini, dan berbisnis di Dubai,” tuturnya.
Omar Khan mengatakan terkadang masih ada persepsi publik yang kurang tepat terhadap Dubai. Misalnya, kota glamor ini hanya cocok untuk bisnis skala besar, padahal kenyataannya juga fokus untuk mengembangkan startup dan UKM.
Selain itu, 95%—97% pendapatan Dubai bukan berasal dari bisnis yang berhubungan dengan minyak dan gas (migas), atau berbeda dengan Emirat lain di UEA pada umumnya.