Bisnis.com, JAKARTA — Amazon Web Services (AWS) berencana membawa seluruh kapasitas yang dimilikinya guna mengakselerasi perkembangan perusahaan-perusahaan rintisan Tanah Air yang dinilai memerlukan lebih dari sekadar layanan yang disediakan oleh perusahaan.
Country Leader AWS Indonesia Gunawan Susanto mengatakan perusahaan yang pada kuartal II/2019 berhasil meraup US$8,4 miliar tersebut menilai perusahaan rintisan di Indonesia perlu mempelajari cara membangun arsitektur komputasi awan yang efisien, mengelola analitik data, serta teknologi pembelajaran mesin.
“Ke depannya, AWS akan terus berinvestasi untuk mengembangkan pengetahuan perusahaan rintisan lokal mengenai hal tersebut, bersamaan dengan merekrut talenta-talenta lokal,” ujar Gunawan kepada Bisnis.com akhir pekan lalu.
Salah satu kemampuan yang diajarkan perusahaan kepada perusahaan rintisan lokal adalah pelayanan profesional yang telah digunakan oleh perusahaan berskala global dalam membuat prototipe.
Dia menambahkan AWS berencana melakukan beberapa hal lain, seperti perekrutan besar-besaran terhadap talenta lokal dan berinvestasi kepada mitra investor di ekosistem. Upaya tersebut dilakukan karena mitra investor dinilai perlu berperan sebagai katalis atau akselerator agar penerapan teknologi komputasi awan di perusahaan-perusahaan rintisan lokal bisa terakselerasi.
Terhadap perusahaan rintisan tahap awal, lanjutnya, edukasi dilakukan tidak hanya dari sisi teknologi, melainkan juga proses perekrutan karyawan serta pembelajaran mengenai perusahaan rintisan yang pernah mengalami kegagalan.
Selain program edukasi, AWS bekerja sama dengan perusahaan ventura asal Singapura, SeedPlus, yang juga berperan sebagai inkubator. Dalam kerja sama tersebut, kedua perusahaan menjalankan program bernama Activate Program, di mana keduanya membagikan kredit kepada perusahaan rintisan dengan nilai di atas US$100.000.
“Activate Program adalah program membantu melalui VC supaya startup baru tidak dipusingkan dengan urusan membayar teknologi,” tutur Gunawan.
Pada perkembangan lain, penerapan teknologi pembelajaran mesin untuk perusahaan rintisan di Indonesia terus diakselerasi. Beberapa perusahaan seperti Gojek, Google, dan Digitaraya menjalin kerja sama guna mempercepat masifnya pengimplementasian teknologi yang akan menggantikan beberapa hal yang dikatakan tidak dapat dilakukan secara manual oleh tenaga manusia.
Menurut Managing Director Digitaraya Nicole Yap, pada 2018 persentase perusahaan-perusahaan berskala besar di Tanah Air yang berada di tahap memikirkan dan menerapkan teknologi pembelajaran mesin sudah mencapai angka 65%.
Adapun, lanjutnya, bagi perusahaan rintisan, memanfaatkan teknologi pembelajaran mesin sebagai bagian dari proses bisnis akan mendorong terbangunnya ekosistem perusahaan yang mampu mengambil keputusan dengan baik.