Facebook Hapus Akun Menyesatkan, Termasuk dari Indonesia

Saeno
Jumat, 4 Oktober 2019 | 23:37 WIB
Ilustrasi Facebook/Reuters
Ilustrasi Facebook/Reuters
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA - Facebook menghapus akun, grup, dan pages, yang dinilai melakukan perilaku tidak autentik yang terkoordinasi serta bisa menyesatkan. Penghapusan akun dilakukan di Uni Emirat Araba, Nigeria, Mesir, juga Indonesia.

Sebanyak 211 akun Facebook, 107 Page, 43 Grup, dan 87 akun Instagram dihapus karena terlibat dalam perilaku tidak autentik terkoordinasi yang berasal dari UEA, Mesir, dan Nigeria.

Sedangkan dari Indonesia terdapat 69 akun Facebook, 42 page, dan 34 akun Instagram yang terlibat dalam perilaku sejenis yang fokus pada domestik di Indonesia.

Dalam keterangan di https://newsroom.fb.com, 3 Oktober 2019, Nathaniel Gleicher, Kepala Kebijakan Keamanan Siber Facebook mengumumkan kebijakan tersebut.

"Kami menghapus beberapa pages, grup, dan akun yang terlibat dalam perilaku tidak otentik terkoordinasi di Facebook dan Instagram," ujar Gleicher.

Tim Keamanan Siber Facebook ujar Gleicher menemukan tiga operasi terpisah: satu di antaranya berasal dari Uni Emirat Arab, Mesir dan Nigeria, dan dua lainnya di Indonesia dan Mesir.

"Tiga kampanye yang kami hapus ini tidak terhubung, tetapi keduanya menciptakan jaringan akun untuk menyesatkan orang lain tentang siapa mereka dan apa yang mereka lakukan," ujar Gleicher.

Gleicher juga menyebutkan bahwa Facebook telah berbagi informasi tentang temuan tersebut dengan mitra industrinya.

"Kami terus berupaya mendeteksi dan menghentikan jenis aktivitas ini karena kami tidak ingin layanan kami digunakan untuk memanipulasi orang. Kami mencatat pages, grup, dan akun ini berdasarkan perilaku mereka, bukan konten yang mereka posting," tambah Gleicher.

Dalam setiap kasus ini, ujar Gleicher, orang-orang di balik kegiatan ini berkoordinasi satu sama lain dan menggunakan akun palsu untuk menggambarkan diri mereka sendiri, "dan itulah yang menjadi dasar tindakan kami."

Gleicher menyebutkan bahwa Facebook berhasil mencatat kemajuan dalam memberantas penyalahgunaan ini. Namun, ujarnya, Facebook harus menghadapi hal semacam ini sebagai tantangan yang berkelanjutan.

"Kami berkomitmen untuk terus meningkatkan, tetap menjadi yang terdepan. Itu berarti membangun teknologi yang lebih baik, mempekerjakan lebih banyak orang dan bekerja lebih dekat dengan penegak hukum, pakar keamanan, dan perusahaan lain," ujar Gleicher.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Saeno
Editor : Saeno
Sumber : Facebook
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper