Bisnis.com, JAKARTA -- PT Huawei Tech Investmen (Huawei Indonesia) menilai implementasi 5G di Indonesia masih akan berkutat pada korporasi atau industri.
Mohamad Rosidi, Director ICT Strategy and Business Public Affairs & Communications Dept. Huawei Indonesia mengatakan, teknologi 5G menawarkan tiga hal yaitu kecepatan, latency dan konektivitas, yang diperkirakan baru dibutuhkan untuk mendukung sektor industri.
Dia mengatakan 5G dapat mendukung sejumlah perangkat yang terhubung dengan internet atau Internet of Things (IoT) di industri, mengingat masifnya pengguna IoT di sebuah perusahaan nantinya.
“Jadi 5G masuknya ke konektivitas, logikanya makin kita beli banyak, makin murah harganya,” kata Rosidi di Jakarta, Selasa (31/7/2019).
Rosidi menuturkan contoh kasus operator seluler luar negeri yang telah mengembangkan 5G untuk industri antara lain, Telenor untuk industri peternakan ikan dan China Unicom untuk industri kesehatan.
Hanya saja Rosidi tidak menjelaskan secara rinci implementasi 5G di dua sektor industri tersebut.
Rosidi menambahkan meski korporasi diperkirakan akan lebih dahulu mencicipi manfaat 5G, tidak menutup kemungkinan sektor ritel 5G akan tumbuh bersamaan dengan sektor korporasi seiring dengan masuknya 5G.