Tingkatkan Transparasi, Kemenkeu & JNE Adopsi Autonomous Data Oracle

Rahmad Fauzan
Rabu, 24 Juli 2019 | 00:56 WIB
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan Indonesia (DJPb) Kementerian Keuangan mengadopsi layanan Autonomous Data Warehouse (ADW) yang merupakan turunan dari Autonomous Database Oracle guna menjawab kebutuhan lembaga tersebut dalam menghadirkan transparansi penuh atas transaksi publik serta standar tertinggi manajemen data.

CIO Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan, Saiful Islam, mengatakan, dengan mengadopsi layanan tersebut, Kemenkeu dimungkinkan untuk memberikan informasi yang ramah visual, mudah diakses, mudah dibaca oleh publik, serta mampu membantu lembaga tersebut untuk mempercepat pengambilan keuptusan di tingkat administrasi publik.

Mendukung berbagai bentuk aliran analisis transaksi, ADW memungkinkan DJPb untuk memprediksi aliran-aliran transaksi yang tinggi dengan aman seperti pada saat masa gajian, serta menyesuaikan beban kerja untuk menghasilkan produktivitas yang lebih baik.

DJPb juga berencana menggunakan platform ADW sebagai layanan yang dapat menginformasikan kepada publik mengenai Alokasi Khusus Dana Pemerintah Pusat yang digunakan untuk pembangunan desa-desa di berbagai provinsi.

Adapun, platform ADW sangat berguna menjelang pengumuman anggaran ketika pemerintah melihat berbagai aspek pengeluaran publik dan untuk efektivitas pengeluaran. Dengan ADW, data milik Kemenkeu dapat ditarik lebih cepat dan ditampilkan dengan cara yang ramah visual tanpa perlu daya komputasi tambahan.

Dalam jangka panjang, pengadopsian ADW bertujuan untuk memungkinkan publik untuk mengawasi dana publik, seperti dana Alokasi Khusus dan Dana Pemerintah Pusat melalui laporan interaktif.

Perusahaan kurir lokal dan layanan logistik, PT TIKI Jalur Nugraha Ekakurir (JNE), saat ini telah memperluas penggunaan Autonomous Database untuk menyediakan lokasi penyimpanan data (data warehouse) dalam waktu kurang dari 1 jam, memperoleh informasi lebih cepat untuk menentukan keputusan bisnis, serta memungkinkan tenaga kerjanya untuk menjadi lebih tanggap dalam melakukan berbagai macam laporan.

Sebagai perusahaan yang fokus kepada pengiriman bervolume tinggi dengan nilai yang rendah, Autonomous Database dikatakan dapat melakukan penyesuaian dengan volume yang ada, di samping dapat menyediakan akses yang akurat, real-time, dan cepat ke berbagai informasi, baik untuk laporan pengiriman, status pelacakan, dan permintaan business to business (B2B).

Seperti halnya Kemenkeu dengan laporan interaktifnya, Autonomous Database memungkinkan pelanggannya untuk mengawasi pengiriman daring mereka berdasarkan layanan mandiri.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Rahmad Fauzan
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper