Implementasi IoT: Kapan KAI Bisa Tiru Kereta Api di Belanda?

Leo Dwi Jatmiko
Senin, 22 Juli 2019 | 17:45 WIB
Sejumlah penumpang berada di dalam gerbong kereta 'Sleeper Luxury 2' yang dirangkaikan dengan kereta Argo Lawu jurusan Gambir-Solo Balapan sebelum berangkat di Stasiun Gambir, Jakarta, Selasa (28/5/2019). PT. Kereta Api Indonesia meluncurkan generasi baru kereta 'Sleeper Luxury 2' yang hanya memuat 26 kursi./ ANTARA FOTO-M Risyal Hidayat
Sejumlah penumpang berada di dalam gerbong kereta 'Sleeper Luxury 2' yang dirangkaikan dengan kereta Argo Lawu jurusan Gambir-Solo Balapan sebelum berangkat di Stasiun Gambir, Jakarta, Selasa (28/5/2019). PT. Kereta Api Indonesia meluncurkan generasi baru kereta 'Sleeper Luxury 2' yang hanya memuat 26 kursi./ ANTARA FOTO-M Risyal Hidayat
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — TIBCO, sebuah perusahaan perangkat lunak asal Amerika Serikat yang berfokus pada data dan analitik, menyampaikan implementasi Internet of Things (IoT) dapat membantu dalam industri kereta di Indonesia menjadi lebih baik.

Seno Soemadji, Country Manager Indonesia, TIBCO Software, mengatakan dalam industri transportasi peran data analisis sangatlah penting untuk membaca kebutuhan dan suplai.

Dia menuturkan di Belanda, perangkat IoT berupa sensor, telah digunakan untuk oleh perusahaan kereta untuk menganalisis jumlah kebutuhan dan suplai yang harus diberikan. Artinya, pada saat tertentu, kereta yang beroperasi akan menjadi lebih banyak.

Tidak berhenti di situ, sensor yang terdapat di kereta juga dapat membantu perusahaan kereta mengetahui kondisi mesin kereta, sehingga kemungkinan sebuah kereta rusak saat sedang beroperasi dapat diminimalisir.   

“Jika kereta berhenti di tengah jalan, artinya jalur rel yang di sekitar tempat tersebut tidak dapat digunakan, kerugiannya semakin besar,” kata Seno kepada Bisnis.com, baru-baru ini.

Lebih lanjut, Seno mengatakan, implementasi teknologi di kereta juga dapat membantu para penumpang menjadi lebih tertib. Dia menjelaskan di Belanda, para penumpang yang sedang menunggu kereta di stasiun dapat mengetahui volume penumpang di kereta tersebut.

Pemberitahuan isi penumpang di gerbong dilakukan secara real time, sehingga ketika kereta datang para penumpang sudah mengantri di gerbong dengan volume penumpang terdikit.

“Di Belanda kereta sangat tertib, mereka hanya berhenti 1 menit dan jalan kembali, oleh karena itu penumpang harus sudah tahu mereka akan naik gerbong yang mana,” kata Seno.

Seno berpendapat inti dari penerapan IoT adalah efisiensi. Artinya, dalam menghadapi permasalahan sebuah perusahaan tidak hanya berpikir pada menambah belanja modal untuk peralatan, namun lebih kepada memaksimalkan peralatan yang ada, dengan teknologi sehingga lebih efisien.  Termasuk di industri kereta. 

Diketahui TIBCO telah menjalin kerja sama dengan perusahaan kereta asal Belanda yang bernama Nederlandse Spoorwegen (NS). Hingga saat ini sekurangnya terdapat 800 kereta yang telah dimonitor lewat kerja sama tersebut.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Leo Dwi Jatmiko
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper