Bisnis.com, JAKARTA — TIBCO menilai bus Transjakarta sebagai objek potensial untuk diterapkan Internet of Things (IoT) sebagai satu langkah ke depan menghadirkan kota pintar (smart city).
Seno Soemadji, Country Manager Indonesia, TIBCO Software, menilai hadirnya perangkat IoT di bus Transjakarta dapat membantu perusahaan dalam mengurai kepadatan penumpang di bus Transjakarta.
Dia melihat selama ini penumpang cenderung memaksakan diri untuk masuk dalam satu bus yang telah sangat penuh, padahal jika mereka bersabar, bus yang berada di belakangnya relatif lebih sepi.
“Ketika bus A datang, penuh dan kita paksakan masuk, padahal bus B atau bus setelahnya sepi penumpang,” kata Seno kepada Bisnis.com, belum lama ini.
Selain itu, sambungnya, hadirnya teknologi pada bus Transjakarta juga dapat memprediksi usia kendaraan sehingga meminalisasi kerusakan bus Transjakarta saat beroperasi di jalan raya.
Seno menambahkan IoT di Transjakarta juga dapat mendukung arah Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang ingin menghadirkan angkutan umum yang terintegrasi.
Alat pelacak yang terpasang di setiap moda transportasi, akan memberikan pola yang dapat menentukan waktu setiap kendaraan berkumpul menjadi satu.
“Penerapan smart city sangat terkait erat dengan kebijakan pemerintah. Jadi, kalau DKI bilang sudah harus terkordinasi, maka itu sudah tepat. Karena kalau tidak [terkordinasi] pasti akan terjadi ego sentris,” kata Seno.
Seno berpendapat untuk menghadirkan smart city, khususnya di sarana transportasi, langkah awal yang harus dilakukan adalah mengubah pola pikir bahwa apa yang diinvestasikan di awal akan bermanfaat pada jangka panjang, seiring dengan makin puas pengalaman yang dirasakan masyarakat.
Dia mengatakan jika telah tercipta pelayanan optimal, keuntungan akan datang dengan sendirinya, sehingga biaya investasi besar yang digelontorkan di awal akan tertutupi.
“Jadi karena punya uang maka bisa investasi di teknologi, kemudian kenyamanan warga akan meningkat dan secara otomatis profit meningkat,” kata Seno.