Laba Kuartal II Samsung Diprediksi Turun Hingga 56 Persen

Syaiful Millah
Sabtu, 6 Juli 2019 | 13:35 WIB
Ilustrasi/Antara
Ilustrasi/Antara
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA – Perusahaan elektronik raksasa, Samsung, diperkirakan bakal mencatatkan penurunan tajam laba operasi perusahaan pada kuartal kedua tahun ini, di tengah ketegangan pasar ponsel pintar dan cip global antara Amerika Serikat dan China.

Dilansir dari Cnet, Sabtu (6/7/2019) perusahaan asal Korea Selatan itu mengatakan bahwa pihaknya bakal membukukan laba operasi kuartal II/2019 sebesar 6,5 triliun Won atau US$5,6 miliar. Jumlah tersebut turun 56 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Perusahaan juga memprediksi bakal mencatat pendapatan sebesar 56 triliun won atau US$47 miliar, turun 10 persen dari tahun sebelumnya.

Samsung tampaknya menderita dampak dari meningkatkan tensi dagang dari Presiden Donald Trump terhadap China yang dibalas dengan pemberlakuan tarif 25 persen untuk barang-barang impor dari Amerika Serikat.

Sebuah studi yang dirilis oleh Consumer Technology Association menyoritu bagaimana harga ponsel, laptop, tablet, konsol video gim, dan mainan dari China naik secara signifikan akibat potensi tarif.

Studi dari asosiasi itu juga menunjukkan bahwa harga ponsel yang diimpor dari China akan sebesar 22 persen, sedangkan harga keseluruhan ponsel di Amerika Serikat naik hingga 14 persen.

Para analis meyakini Samsung terkena dampak pelambatan yang tengah terjadi di pasar ponsel pintar dunia. Selain itu, harga untuk ponsel terbaru dari para vendor juga sebenarnya telah meningkat dari tahun-tahun sebelumnya.

Hal ini berimbas pada keengganan masyarakat untuk memperbarui perangkat mereka. Terlebih, untuk beberapa perangkat baru yang dirilis oleh perusahaan, dinilai tidak memberikan kebaruan yang signifikan, termasuk beberapa diantaranya adalah produk dari Samsung.

Pada kuartal kedua tahun ini, Samsung seharusnya sudah mulai mengumpulkan pendapatan dari ponsel lipat buatannya, Galaxy Fold. Akan tetapi, beberapa insiden buruk yang menimpa layar ponsel itu mengakibatkan penundaan peluncuran hingga dua bulan ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper