LinkAja Bakal Picu Merger dan Akuisisi

Deandra Syarizka
Jumat, 5 Juli 2019 | 11:22 WIB
Pengunjung melakukan transaksi menggunakan layanan keuangan berbasis elektronik LinkAja saat peluncuran di Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (30/6/2019)./ANTARA FOTO-Aprillio Akbar
Pengunjung melakukan transaksi menggunakan layanan keuangan berbasis elektronik LinkAja saat peluncuran di Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta, Minggu (30/6/2019)./ANTARA FOTO-Aprillio Akbar
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Modal Ventura untuk Startup Indonesia (Amvesindo) menilai kehadiran LinkAja sebagai pemain baru di industri dompet digital sebagai hal yang positif dalam meningkatkan inklusi keuangan masyarakat.

Ketua Amvesindo Jeffri R. Sirait menyatakan kehadiran LinkAja akan memperkaya industri dompet digital di Tanah Air, sekaligus menujukkan kebutuhan pasar yang besar terhadap penyedia pembayaran nontunai.

“Sangat baik untuk mendukung [pembayaran] nontunai dan transparansi. Market ini masih lebar dan juga banyak individu yang belum terhubung dengan jasa keuangan,” ujarnya, Kamis (4/7).

Dia menambahkan, perusahaan BUMN maupun swasta yang membentuk perusahaan penyedia pembayaran akan memberikan nilai tambah pada produknya. Dalam LinkAja, kehadiran BUMN perbankan yang memiliki jaringan hingga ke perdesaan akan membuat produk ini menarik perhatian konsumen terutama dalam hal menambah basis pengguna.

Lebih lanjut, dia menganggap kehadiran LinkAja tidak akan membuat pasar menjadi jenuh. Sebaliknya, dia justru memprediksi kemungkinan adanya aksi korporasi di masa yang akan datang.

“Persaingan akan selalu ada, bahkan possible akan merger dan akuisisi,” ujarnya.

Sebelumnya, hasil riset Morgan & Stanley yang berjudul Indonesia Banks: Fintech Continues to Lead Digital Payment mengungkapkan bahwa transaksi digital di Indonesia didominasi oleh perusahaan teknologi finansial ketimbang bank, dengan Go-Pay dan Ovo menjadi dua pemain utama yang disukai masyarakat.

Laporan tersebut menyebut bahwa Go-Pay yang dirilis sejak 2016 telah tumbuh signifikan, dengan rata-rata jumlah transaksi mencapai 50 juta per bulan atau  1,6 juta transaksi per hari. Angka tersebut setara dengan 19% dari transaksi digital BCA, 135% dari transaksi digital BNI dan 35% dari transaksi digital Bank Mandiri.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Deandra Syarizka
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper