CEO Huawei Akui Remehkan Dampak Kebijakan AS, Kinerja Diproyeksi Turun

Annisa Margrit
Senin, 17 Juni 2019 | 16:30 WIB
Logo Huawei./Reuters-Edgar Su
Logo Huawei./Reuters-Edgar Su
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA -- Pendiri dan CEO Huawei Technologies Co Ltd Ren Zhengfei mengatakan pihaknya meremehkan dampak kebijakan AS, seraya memperingatkan bahwa pendapatan perusahaan itu bisa turun menjadi sekitar US$100 miliar pada 2019 dan 2020.

Dia mengakui pihaknya tidak memperkirakan upaya AS untuk menekan perusahaan asal Shenzen, China itu akan berdampak sangat kuat dan merambat ke mana-mana. Reuters melansir Senin (17/6/2019), Ren mengungkapkan bahwa pengiriman smartphone Huawei ke pasar internasional bakal turun hingga 40 persen.

"Kami tidak mengira mereka akan menyerang kami di banyak aspek," ujarnya.

Pada 2018, Huawei melaporkan pendapatan sebesar 721,2 miliar yuan atau sekitar US$104,16 miliar. Perusahaan ini juga sebelumnya memprediksi pendapatan bakal meningkat menjadi US$125 miliar pada tahun ini.

Seperti diketahui, Pemerintah AS telah memasukkan Huawei dalam daftar hitam yang membuat perusahaan-perusahaan AS berbisnis dengan mereka. Alasannya, produk Huawei diduga membantu China memata-matai perusahaan Negeri Paman Sam.

Ren melanjutkan perusahaannya tidak bisa mendapatkan suplai komponen, tidak bisa berpartisipasi di banyak organisasi internasional, tidak bisa bekerja sama dengan banyak universitas, tidak dapat menggunakan komponen elektronik buatan AS, dan bahkan tidak dapat menjalin koneksi dengan perusahaan yang memproduksi komponen-komponen tersebut.

Namun, dia meyakini kondisinya akan membaik pada 2021. Ren juga menegaskan Huawei tidak akan memangkas biaya penelitian dan pengembangan (Research & Development/R&D) maupun merumahkan para karyawannya.

Huawei juga berada di tengah pusaran sengketa dagang AS-China. Di luar itu, Ren harus mengawasi proses hukum terhadap putrinya, Meng Wanzhou, yang sedang menghadapi kasus ekstradisi ke AS di pengadilan Kanada.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Annisa Margrit
Editor : Annisa Margrit
Sumber : Reuters
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper