Bisnis.com, JAKARTA—Biaya akuisisi pengguna aplikasi di Asia Tenggara lebih murah jika dibandingkan dengan negara-negara Asia Pasifik lain serta di Amerika Serikat.
Berdasarkan Laporan Aplikasi Seluler Asia Tenggara 2019 yang dipublikasikan Liftoff dan dikutip Bisnis, Minggu (2/6) menyatakan tren ini mencerminkan perkembangan pasar yang lebih dalam dan peningkatan persaingan di sejumlah kawasan di mana aktivitas seluler telah mencapai tingkat matang.
Menurut laporan App Annie baru-baru ini, unduhan aplikasi di Indonesia pada 2018, misalnya, mengalami kenaikan sebesar 55 persen dibandingkan dengan kenaikan yang hanya sebesar 5 persen di AS, yang menandakan adopsi aplikasi seluler oleh konsumen yang lebih cepat.
Pada puncak funnel, biaya instal di Asia Tenggara 73 persen lebih rendah dibandingkan di AS, atau sebesar US$ 1,58 dibandingkan US$ 5,88.
Lebih lanjut, biaya rata-rata aktivitas pertama 50 persen lebih rendah di Asia Tenggara dibandingkan di AS yaitu US$ 3,17 vs US$ 8,64 untuk registrasi, US$ 31,20 vs US$ 92,34 untuk langganan, dan US$ 80,34 vs US$ 132,58 untuk pembelian.
Hal ini tidak begitu mengherankan mengingat banyaknya iklan seluler yang bersaing untuk menarik perhatian pengguna di AS, yang merupakan ekonomi terbesar di dunia.
Namun, jika memperhatikan negara-negara di Asia Pasifik, biaya akusisi pengguna di Asia Tenggara masih lebih murah, meskipun perbedaannya tidak terlalu signifikan.
Dibandingkan dengan di negara-negara lain di Asia Pasifik, biaya instal di Asia Tenggara 65 persen lebih murah, yaitu vs US$ 1,58 dibandingkan US$4,53 dan biaya registrasi 56 persen lebih murah yaitu US$3,17 dibandingkan US$ 7,28.
Bahkan pada harga US$80,34 yang sangat tinggi, biaya akuisisi pengguna yang melakukan pembelian pertama (first purchase) di Asia Tenggara masih sangat murah dibandingkan dengan harga di negara-negara Asia Pasifik lain sebesar US$ 121,11.
Meskipun biaya instal lebih murah di Asia Tenggara, tingkat keterlibatan jauh lebih rendah dibandingkan dengan di negara-negara Asia Pasifik lain dan AS, di mana pengguna seluler melakukan registrasi dan pembelian dengan tingkat yang jauh lebih tinggi.
Liftoff mencatat terdapat dua tantangan bagi pemasar seluler. Pertama, tingkat kemakmuran di kawasan Asia Tenggara lebih rendah dibandingkan dengan pasar yang lebih matang.
Kedua, pengukuran kampanye lebih sulit dilakukan di Asia Tenggara karena keberagaman yang ada di kawasan ini. Meningkatkan relevansi iklan dengan cara menyesuaikan konten untuk segmen audiens yang berbeda merupakan suatu area baru bagi pemasar yang ingin memanfaatkan peluang pertumbuhan di Asia Tenggara.