Bisnis.com, JAKARTA – Raksasa teknologi asal Korea Selatan Samsung Electronics dinilai berpotensi memperoleh keuntungan dari dampak pemberlakuan sanksi pemerintah Amerika Serikat (AS) terhadap Huawei.
Menurut Fitch Ratings, Samsung berpeluang memperkuat posisinya di pasar ponsel pintar (smartphone) akibat kerugian yang dialami oleh Huawei Technologies Co Ltd dari berlarutnya tensi perdagangan AS-China.
“Hilangnya akses ke sistem Android Google dapat merugikan penjualan smartphone Huawei di luar China, sehingga memberikan Samsung kesempatan untuk meningkatkan pangsa pasarnya,” terang Fitch Ratings dalam sebuah pernyataan.
Baca Juga Harga Minyak Global Hari Ini |
---|
Selama beberapa lamanya Samsung dan Huawei memang telah mendominasi papan atas pasar ponsel dunia. Huawei bahkan telah bertekad menjadi perusahaan smartphone dan alat telekomunikasi nomor satu di dunia.
Namun tak hanya Huawei, lembaga pemeringkat itu juga menambahkan bahwa produsen iPhone Apple Inc bisa menjadi korban lain dari ketegangan perdagangan antara Beijing dan Washington.
“Ini akan mempercepat kehilangan pangsa pasarnya [Apple] di China,” lanjut Fitch Ratings, sebagaimana diberitakan Reuters.
Baca Juga Harga Emas Hari Ini |
---|
Seperti diketahui, gesekan perdagangan China dengan Amerika Serikat meningkat bulan ini, ketika Presiden AS Donald Trump menaikkan tarif terhadap barang-barang China senilai US$200 miliar.
Pemerintahan Trump juga mengancam akan memberlakukan tarif hingga 25 persen pada sisa impor China senilai US$300 miliar.
Konfrontasi tarif antara dua negara berkekuatan ekonomi terbesar di dunia itu tiba-tiba meluas ke sektor teknologi setelah pemerintah AS menempatkan Huawei ke dalam daftar hitam. Huawei dituding telah membantu China dalam hal upaya spionase.
Baca Juga Nilai Tukar Rupiah Hari Ini |
---|
Larangan tersebut secara efektif melarang raksasa peralatan telekomunikasi China itu untuk melakukan bisnis dengan perusahaan-perusahaan AS.
Perusahaan-perusahaan teknologi, seperti Google dan perancang chip yang dimiliki oleh SoftBank Group ARM, termasuk di antara yang menyatakan akan menghentikan pasokan dan update dari mereka untuk Huawei.
Langkah perusahaan-perusahaan besar itu serta merta berdampak pada Huawei. Dengan ini, Huawei tidak lagi dapat melisensikan versi sistem operasi Android milik Google yang lengkap beserta semua layanannya.
Di sisi lain, memblokir penjualan untuk Huawei juga dinilai dapat mengganggu bisnis raksasa chip AS seperti Micron Technology Inc. serta memperlambat peluncuran jaringan nirkabel 5G di seluruh dunia.
Ujung-ujungnya, hal itu dapat merugikan perusahaan-perusahaan AS sendiri yang semakin bergantung pada China untuk pertumbuhan. Jika diimplementasikan sepenuhnya, tindakan pemerintahan Trump dapat memiliki efek riak pada industri semikonduktor global.
“Huawei sangat bergantung pada produk-produk semikonduktor AS dan akan lumpuh serius tanpa pasokan komponen utama AS,” ujar Ryan Koontz, analis Rosenblatt Securities Inc.
“Larangan AS dapat menyebabkan China menunda pembangunan jaringan 5G sampai larangan itu dicabut. Pada akhirnya, ini dapat berdampak pada banyak pemasok komponen global,” tambahnya, seperti dikutip Bloomberg.