Bisnis.com, JAKARTA — Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) memaparkan laporan survei penetrasi dan profil pengguna internet di Indonesia sepanjang 2018. Hasilnya, tercatat pengguna Internet di Indonesia tumbuh 10,12% dibandingkan dengan tahun lalu.
Survei yang dilakukan pada 9 Maret—14 April 2019 ini melibatkan 5.900 sampel dengan menggunakan teknik sampling probability multistage random sampling.
Survei mencatat dari 264,16 juta jiwa masyarakat Indonesia, sebanyak 171,17 juta jiwa atau sekitar 64,8% telah menggunakan internet. Pada 2017, pengguna Internet hanya 143,26 juta jiwa.
Ketua Umum APJII Jamalul Izza mengatakan pertumbuhan tersebut disebabkan oleh banyak faktor. Pertama, penyebaran infrastruktur telekomunikasi semakin bagus sehingga menyentuh daerah-daerah yang tidak tersentuh Internet. Kedua, cakupan operator seluler pada April 2019 naik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
“Jangkauan seluler semakin bagus, karena survei kami itu ada banyak faktor seperti pengguna seluler, fixed broadbrand, tetapi dari survei ini kebanyakan adalah dari seluler artinya jangkauan seluler cukup bagus,” kata Jamalul di Jakarta, Rabu (15/5/2019).
Adapun program pemerintah seperti Sistem Komunikasi Kabel Laut (SKKL) Palapa Ring, belum memberi dampak karena program tersebut baru berjalan pada 2019. Dia berharap agar pada survei 2019 nanti, Palapa Ring telah memberi kontribusi terhadap penetrasi internet di Indonesia.
“Kami coba lihat di hasil survei tahun depan karena dia baru berjalan sekarang, kami berharap Palapa Ring ini penetrasinya semakin meningkat,” kata Jamalul.
Dia memperkirakan pada 2019 nanti jumlah peningkatan penetrasi internet tidak jauh dari 2018. Dia memperkirakan kenaikan penetrasi internet 2019 mencapai 15%.
Dalam laporan APJII disebutkan kontribusi pengguna internet paling besar masih di Pulau Jawa dengan kontribusi mencapai 55%, diikuti Pulau Sumatra dengan 21%, Sulawesi-Papua sebesar 10% , Kalimantan 9%, dan Nusa Tenggara 5%.