Bisnis.com, PALEMBANG — Sistem pembayaran melalui saluran digital atau digital payment di Indonesia masih memiliki ceruk pasar yang sangat besar. Hal ini terjadi berkat pertumbuhan jumlah pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), selepas membaiknya kondisi makroekonomi Indonesia.
Director of Business Development YouGov Edward Hutasoit berpandangan, sistem pembayaran digital seperti GOPAY masih memiliki potensi yang besar untuk berekspansi. Apalagi, kata Edward, digital payment besutan GOJEK ini telah menjadi pemimpin pasar di sektor pembayaran digital Indonesia.
"Satu di antaranya dengan intens memberikan promo, mengingat masyarakat kita kan menyukai promo yah," ujar Edward dalam keterangannya, Selasa (2/3/2019).
Mengutip hasil riset YouGov tentang payment methods di Indonesia yang dirilis Januari tahun ini, saluran pembayaran digital GOPAY tercatat menjadi digital payment yang paling sering digunakan dengan perolehan 80% ceruk pasar pembayaran digital di Indonesia. GOPAY diikuti oleh OVO yang didukung Grup Lippo dan GRAB, yang dimanfaatkan oleh 60% responden.
Edward berpendapat, tingginya jumlah transaksi GOPAY didasarkan pada banyaknya merchant yang telah digaet GOJEK dalam aplikasi jasa pesan-antar makanan, GOFOOD.
Selain itu, faktor yang turut menentukan tingginya jumlah transaksi menggunakan GOPAY dilatarbelakangi pada kepraktisan alias tak perlu membawa uang tunai. Kemudian juga didukung ragam dan banyaknya promo.
"Dengan melihat tren ini tentunya akan terjadi pergeseran pola dari transaksi cash ke digital. Tentunya ini peluang yang harus dimanfaatkan," imbuhnya.
Pada 2018, nilai transaksi pembayaran melalui GOJEK ditaksir mencapai Rp87 triliun. Perolehan ini berkat jumlah mitra pengemudi GOJEK yang sudah mencapai 2 juta orang, 400.000 merchant, dan 600.000 penyedia jasa.