Bisnis.com, JAKARTA — PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) menampik kabar yang menyatakan tarif sewa perangkat pasif di kawasan operasional MRT Jakarta terlampau mahal. Tarif yang ditawarkan TBIG sebagai mitra strategis pengelola moda transportasi tersebut diklaim setara dengan tarif serupa di beberapa bandara.
Dalam dokumen yang didapatkan Bisnis, TBIG menawarkan harga sewa perangkat pasif berkapasitas 600 Mbps senilai Rp3,5 miliar—Rp4 miliar per operator per tahun untuk 2 tahun pertama di 6 stasiun bawah tanah MRT.
Helmy Yusman Santoso, Direktur & Chief Financial Officer Tower Bersama Infrastructure mengatakan bahwa TBIG hingga saat ini terus mendiskusikan tarif sewa perangkat pasif di MRT Jakarta dengan para operator seluler. Harga yang tertera di dokumen yang didapatkan Bisnis, menurutnya, tidak bisa dijadikan rujukan.
"Tabel harga itu [yang tertera di dokumen yang didapatkan Bisnis] bukan penawaran dari kami sehingga tidak bisa dipakai sebagai rujukan," kata Helmi kepada Bisnis, Minggu (24/3/2019).
Sebagai refrensi, Helmy mengatakan penerapan harga sewa inifrastruktur di jalur MRT tidak jauh berbeda dengan kawasan umum lainnya seperti bandara.
Presiden Direktur PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) Ririek Adriansyah mengutarakan, Telkomsel tetap meneruskan diskusi dengan Tower Bersama mengenai harga sewa perangkat pasif di kawasan operasional MRT fase I meskipun saat ini anak usaha PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. tersebut telah memasang perangkat di jalur MRT.
Pada waktu yang berbeda, Group Head Corporate Communication PT XL Axiata Tbk. Tri Wahyuningsih mengatakan, XL Axiata mendukung penyelenggaraan layanan telekomunikasi untuk membantu kelancaran masyarakat dalam berkomunikasi termasuk di jalur MRT.
Namun, dia menambahkan perseroan masih dalam tahap diskusi dengan Tower Bersama mengenai penyelenggaraan layanan di jalur MRT.
“Saat ini masih dalam tahap diskusi dan negosiasi dengan pihak penyelenggara fasilitas di layanan MRT,” kata Tri.
Senada, Turina Farouk, Group Head Corporate Communications PT Indosat Tbk., mengatakan hingga saat ini Indosat Ooredoo juga masih dalam tahap diskusi untuk penyedian layanan telekomunikasi di jalur MRT.
Dia menerangkan, pada prinsipnya perseroan berkomitmen untuk menyediakan layanan dimanapun pelanggan berada, termasuk di jalur MRT.
“Saat ini kami masih dalam proses finalisasi kerja sama ini,” kata Turina.