Bisnis.com, JAKARTA - Puncak badai matahari diperkirakan terjadi Jumat (15/3/2019) dan masuk kategori badai ringan. Namun, badai matahari ringan itu menimbulkan beberapa dampak terkait dengan jaringan satelit dan radio.
Ahli fisika ruang angkasa Tamitha Skov mengungkapkan badai matahari yang diprediksikan melanda 14 Maret 2019 atau 15 Maret 2019 (waktu Jakarta) masuk kategori badai lemah.
Namun, lanjut fisikawati berparas cantik itu, letupan terjadi di spot 2734 matahari itu membawa beberapa dampak.
"Badai akan berdampak terhadap Navigasi GPS, jaringan lalu lintas, telepon-internet barbasis satelit, dan frekuensi radio," ujarn fisikawan jelita itu melalui akun Youtubenya TamithaSkov yang diposting 14 Maret 2019.
Tamitha juga mencontohkan fenomena badai matahari yang telah terjadi beberapa tahun lalu dan terlihat Indah pada malam hari. Misalnya saja yang terjadi di Finlandia, Norwegia, Denmark, Swedia, Islandia, Kanada, Amerika Serikat, Selandia Baru.
Fenomena badai matahari di Islandia
Menurut Tamitha, badai matahari sebenarnya dimulai sejak Kamis (14/3/2019). Namun, puncak badai diprediksikan Jumat (15/3/2019), yang fenomenanya dapat dilihat pada malam hari.