Indosat Operasikan 66.373 BTS pada Semester I/2018

Duwi Setiya Ariyanti
Sabtu, 11 Agustus 2018 | 13:52 WIB
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA--PT Indosat Ooredoo, Tbk mengoperasikan 66.373 base transceiver station (BTS) pada semester I/2018 yakni bertambah 7.350 BTS di enam bulan pertama 2018.
 
Dikutip dari Laporan Keuangannya, Minggu (11/8), dari 66.373 BTS yang terpasang, jumlah BTS 3G mendominasi dengan 31.880 unit. Kemudian, 24.427 BTS 2G dan 10.066 BTS 4G. 
 
Dari sisi realisasi belanja modal (capital expenditure/capex), Indosat membelanjakan Rp2,6 triliun dengan 84,9% dialokasikan untuk bisnis seluler. Adapun, Rp2,6 triliun dibelanjakan untuk mendukung pelayanan data berupa pembangunan infrastruktur dan teknologi informasi. 
 
Sementara itu, pendapatan perpelanggan (ARPU) secara total turun sebesar 36,4% dari Rp22.500 di semester I.2017 menjadi Rp14.300 di paruh pertama 2018.
 
Kendati demikian, bila dibandingkan dengan kuartal I/2018, ARPU di tiga bulan kedua ini tumbuh 28% dari Rp12.400 menjadi Rp15.900. 
 
Perinciannya, ARPU dari kartu prabayar turun 38,5% bila dibandingkan semester I/2017 yakni Rp21.300 menjadi Rp13.100.

Sementara itu, ARPU dari kartu pascabayar turun 23,1% bila dibandingkan dengan ARPU di periode yang sama tahun 2017 yakni dari  Rp126.100 menjadi Rp97.000. 
 
Padahal, ARPU diharapkan bisa naik sebagai dampak positif penerapan registrasi kartu SIM prabayar.

Alasannya, dengan penerapan registrasi kartu prabayar mendorong konsumen mengubah perilaku dari berganti kartu menjadi isi ulang pulsa yang memberikan peluang tambahan pendapatan bagi operator. 
 
Adapun, dari sisi jumlah total nomor di jaringan, Indosat mencatatkan penurunan jumlah nomor di jaringan sebesar 21,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni 96,4 juta nomor menjadi 75,3 juta nomor.

Perinciannya, jumlah nomor prabayar turun 22,5% dari 95,3% menjadi 73,8%. Kemudian, jumlah nomor pascabayar naik 35,3% dari 1,1 juta menjadi 1,5 juta di semester I/2018. 
 
Dalam keterbukaan informasi perusahaan, Group Head Corporate Secretary Indosat Ooredoo, Hadi Susilo mengatakan aturan registrasi kartu SIM prabayar membuat perusahaan mengubah strategi dari push menjadi pull. Dampak penerapan strategi tersebut terlihat pada penurunan nomor di jaringan sebesar 22%. 
 
Akibatnya, pendapatan perusahaan turun 27% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yakni dari Rp15,1 triliun menjadi Rp11,1 triliun. Selain itu, pendapatan sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi (EBITDA) turun 47,5% dari Rp6,7 triliun di semester I/2017 menjadi Rp3,5 triliun di semester I/2018.
 
"Aturan baru yang mewajibkan registrasi kartu perdana yang berdampak di TW1 2018 serta perubahan GTM strategy dari “push” menjadi “pull” juga terus berdampak pada performansi kami dengan penurunan 22% basis pelanggan pada SMT1 (Semester 1) 2018," katanya. 

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Editor : Rustam Agus
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper