Bisnis.com, ORLANDO — PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. mencetak efisiensi hingga 25% untuk proyek Satelit Merah Putih berkat teknologi yang digunakan oleh Space Exploration Technologies Corporation (SpaceX), perusahaan transportasi luar angkasa Amerika Serikat.
Direktur Network & IT Solution Telkom Zulhelfi Abidin mengatakan, perseroan menggelontorkan total investasi sekitar US$160 juta untuk membiayai proyek Satelit Merah Putih yang dijadwalkan mengorbit dari SpaceX, Cape Canaveral Air Force Station, Florida, Selasa (7/8), pukul 01.18 waktu setempat. Nilai investasi itu mencakup biaya pembuatan satelit, jasa peluncuran, dan asuransi.
Zulhefli mencatat, proyek Satelit Merah Putih jauh lebih hemat ketimbang Satelit Telkom 3S yang menelan biaya total US$215 juta, mengorbit tahun lalu dari Guiana Space Center, Prancis. “Secara cost lebih efisien, teknologi SpaceX memungkinkan penghematan sampai 25%,” ujarnya, Minggu (5/8).
Pengembangan Satelit Merah Putih melibatkan dua perusahaan Amerika Serikat. Space Systems/Loral (SSL) ditunjuk sebagai pabrikan pembuat satelit, serta SpaceX sebagai perusahaan penyedia jasa peluncuran satelit.
SSL sukses menuntaskan pembangunan Satelit Merah Putih lebih cepat dari jadwal. Selanjutnya Satelit Merah Putih akan diluncurkan menuju slot orbitnya menggunakan Roket Falcon 9 milik SpaceX, dengan bobot utuh 80 ton dan tinggi 70 meter.
Roket Falcon 9 milik SpaceX, jelasnya, dapat digunakan hingga sepuluh kali peluncuran satelit. Telkom menjadi pengguna kedua, setelah pertama kali digunakan untuk misi SES-11/EchoStar-105 pada tahun lalu. “SpaceX merupakan satu-satunya jasa peluncur di dunia yang roketnya kembali ke bumi. Sangat efisien.”
Hendra Gunawan, Koordinator Proyek Satelit Merah Putih mengatakan, kondisi roket saat ini sudah utuh dan siap didorong ke tempat peluncuran. SpaceX akan melakukan launch readiness review pada Minggu (5/8) pukul 20.30 waktu setempat guna memastikan Satelit Merah Putih siap diluncurkan sesuai jadwal.
Proses peluncuran Satelit Merah Putih diharapkan berjalan lancar hingga menempati slot orbitnya 108 derajat Bujur Timur.
Satelit Merah Putih membawa 60 transponder aktif yang terdiri dari 24 transponder C-Band dan 12 transponder Extended C-Band yang akan melayani wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia, serta 24 transponder C-Band yang akan menjangkau kawasan Asia Selatan. Satelit ini mengandalkan platform SSL 1300 dengan usia desain 16 tahun dan injeksi bahan bakar disiapkan hingga 21 tahun.