Bisnis.com, JAKARTA - Awalnya dianggap sebagai ancaman industri di Indonesia, teknologi ‘Blockchain’ kini menjadi primadona dan solusi teknologi industri masa depan.
Hal tersebut merupakan hasil dari upaya sosialisasi pemanfaatan teknologi blockchain yang gencar dilakukan sejumlah pihak, salah satunya ialah sosok Chairwoman of the Board of Directors Blockchain Zoo yang merupakan inisiator berdirinya Asosiasi Blockchain Indonesia, Pandu Sastrowardoyo.
Ditemui dalam kegiatan ‘WOMEN IN BLOCKCHAIN’ pada Kamis 4 Mei 2018 Sastrowardoyo menyampaikan, melalui kegiatan Women in Blockchain ini saya ingin menyampaikan bahwa wanita itu sangat cocok bekerja di dunia blockchain. "Kenapa,? Karena blockchain itu teknologi yang berbasis komunitas, hal ini juga saya pernah sampaikan dalam forum blockchain di Singapura beberapa waktu lalu,” ungkap Pandu dalam siaran persnya.
Pandu juga menjelaskan, terkait gerakan Women in Blockchain dirinya juga diminta menjadi pembicara oleh salah satu kementrian di Singapura pada Juni mendatang.
“Sejarah mencatat, dulu wanita banyak yang terjun di industry IT dan programmer, namun mulai menyusut salah satunya karena factor kultural, dimana industri tersebut identik dengan kaum laki-laki dan perempuan dianggap tomboy. Teknologi blockchain ini menjadi momentum titik balik hal tersebut, lagi-lagi dikarenakan blockchain merupakan teknologi yang berbasis komunitas.”
“Sejarah juga mencatat, jika bicara tentang programmer, yang menjadi programmer pertama di dunia itu ialah Ada Lovelace yang merupakan seorang perempuan,” tutup Pandu.
Dalam forum Women in Blockchain tersebut, Pandu menjadi salah satu keynote speaker bersama satu orang wanita asal Indonesia, yakni Merlina Li (Head of Marketing & Partnershipat Trivco) dan sosok perempuan lain asal Singapura, Daphne Ng (Secretary General of Singapore Blockchain Association).