Bisnis.com, JAKARTA - Co-Founder Whatsapp Jan Koum membenarkan kabar bahwa dirinya telah meninggalkan perusahaan tersebut pada Senin (1/5/2018). Konfirmasi tersebut dibuatnya beberapa waktu setelah Washington Post memberitakan kabar tersebut pada Senin pagi.
Dalam pemberitaannya, Koum disebutkan memilih hengkang lantaran perbedaan pendapat tentang arah kebijakan perusahaan, termasuk salah satunya adalah kebijakan mengenai sistem enkripsi. Namun, ketika ditanya mengenai hal tersebut, Koum menolak untuk memberikan penjelasan.
Dia hanya mengatakan alasan kepindahannya adalah masalah waktu semata. Dia menilai, saat ini adalah waktu yang tepat baginya untuk meninggalkan perusahaan yang telah dibangunnya hampir 1 dekade silam.
“Saya pergi di saat orang sudah menggunakan Whatsapp di luar apa yang awalnya saya bayangkan. Tim yang ada saat ini sudah lebih kuat dari sebelumnya, mereka akan terus melakukan hal-hal yang mengagumkan,” katanya melalui laman Facebook sebagaimana dikutip dari Variety.
Di sisi lain, Pemilik Facebook Mark Zuckenberg turut mengucapkan rasa terima kasihnya kepada Koum berkat kerja sama yan telah dijalin selama beberapa tahun ke belakang. Dia mengatakan akan merindukan dapat bekerja sama begitu dekat dengan Koum.
“Saya berterima kasih atas segala hal yang telah Anda [Koum] lakukan untuk membuat dunia saling terhubung. Serta untuk segala pembelajaran yang telah Anda berikan, termasuk pula soal enkripsi dan kekuatan untuk berkuasa dengan sistem yang tersentralisasi dan bagaimana mengembalikannya ke tangan pengguna. Nilai seperti itu ” katanya.
Penyebutan tentang enkripsi oleh Zuckenberg menjadi poin penting dalam hal ini, karena begitu berbeda dengan laporan yang dibuat oleh Washington Post. Media tersebut melaporkan dia berseteru dengan para direktur Facebook lainnya terkait rencana mereka memonetisasi aplikasi tersebut.
Whatsapp sendiri sebagaimana diketahui memiliki sistem enkripsi yang sangat kuat. Sistem ini dikeluarkan sejak 2016. Adalah mustahil bagi siapapun, termasuk Facebook untuk menguping atau mencuri data dari pertukaran pesan melalui Whatsapp.
Washington Post juga mengabarkan hengkangnya Koum disebabkan oleh ketidaksetujuannya terhadap cara monetisasi Whatsapp. Sebagai informasi, aplikasi tersebut merupakan layanan paling populer yang dimiliki Facebook saat ini, setelah perusahaan tersebut diakuisisi pada 2014 dengan nilai investasi sebesar US$19 juta.
Hinga akhir 2017, Whatsapp tercatat memiliki 1,5 juta pengguna aktif setiap bulannya. Para pengguna mengirimkan kurang lebih 60 miliar pesan setiap harinya. Pada laporan keuangan pekan lalu, Zuckenberg mengatakan bahwa Stories adalah fitur yang paling populer dari seluruh layanan yang ada.