Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Komunikasi dan Informatika menggulirkan gelombang ketiga penyelenggaraan program Gerakan 1000 Startup Digital.
Inisiatif itu dirancang sebagai ajang memperkuat ekosistem digital di dalam negeri dengan menyeleksi berbagai perusahaan rintisan teknologi untuk mengikuti proses inkubasi.
Berbeda dengan penyelenggaraan batch sebelumnya, program itu kini secara spesifik menyasar enam bidang perusahaan rintisan teknologi yaitu agrikultur, pendidikan, kesehatan, pariwisata, logistik, dan energi. Enam bidang yang dipilih itu dianggap sesuai dengan prioritas pembangunan pemerintah dalam beberapa tahun ke depan.
“Banyak potensi di Indonesia, tapi kita jangan cuma jadi market saja, tapi harus menjadi pemainnya,” ujar Staf Khusus Menteri Komunikasi dan Informatika Lis Sutjiati dalam keterangan resmi, Minggu (25/3).
Gerakan Nasional 1000 Startup Digital pertama kali digulirkan tak lama setelah Presiden Joko Widodo pertama kali mengunjungi Sillicon Valley pada awal 2016 lalu. Sebagai tindak lanjut kunjungan itu, pemerintah mulai menggulirkan inisiatif agar dapat menciptakan lebih banyak perusahaan rintisan digital di Indonesia.
Pemerintah menginginkan tersedia sebanyak 200 perusahaan rintisan digital secara berkelanjutan pada 2020 mendatang. Sejak pertama kali digulirkan pada Agustus 2016, Gerakan Nasional 1000 Startup Digital telah menyeleksi sebanyak 6.000 perserta dari sebanyak 32.248 pendaftar yang berasal dari 10 kota di Indonesia.
Baca Juga Uber Hengkang dari Asia Tenggara |
---|
Kementerian Komunikasi dan Informatika menggandeng KIBAR untuk menyediakan sebanyak 320 mentor dari sebanyak 165 mitra yang berpartisipasi dalam gerakan ini. Melalui penyelenggaraan program itu, pemerintah bukan hanya ingin mengarahkan perkembangan ekosistem digital di dalam negeri mampu menyediakan berbagai solusi bagi tanah air.
Lebih dari itu, program itu ditarget mampu menelurkan perusahaan rintisan bervaluasi tinggi yang berkelanjutan. Targetnya, Gerakan Nasional 1000 Startup Digital itu mampu melahirkan deretan perusahaan bernilai US$10 Miliar.
Seluruh perusahaan rintisan yang diseleksi melalui program itu bakal melalui sejumlah tahapan. Mulai dari ignition, workshop, hackathon, bootcamp, sampai akhirnya lolos tahap inkubasi.
Program itu lebih kurang berlangsung selama enam bulan mulai dari proses pra inkubasi sampai selesai inkubasi. Perusahaan rintisan yang mengikuti inkubasi pun turut dipersiapkan agar dapat menyiapkan pola bisnis yang berkelanjutan.
Dalam tahap ignition, Gerakan 1000 Startup Digital melibatkan berbagai ahli dari berbagai kompetensi. Seperti misalnya Vice President Marketing JNE Eri Palgunadi, Director of Market Development GE Indonesia Mulyandi Nasution, Program Manager Coordinator CISDI Egi Abdul Wahid, dan Anggota Badan Standardisasi Nasional Pendidikan Itje Chodidjah.
Di samping itu, beberapa pejabat pemerintahan yaitu Dirjen Aplikasi Telematika Kementerian Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan serta Kepala Badan Riset SDM Kementerian Kelautan dan Perikanan Zulficar Mochtar turut berparitisipasi pada tahap igntion gelombang ketiga itu.
President Marketing JNE Eri Palgunadi menyatakan logistik merupakan salah satu bidang dengan mata rantai yang cukup panjang. Dengan demikian, perusahaan rintisan teknologi dapat menyediakan solusi untuk memperpendek alur bisnis pada bidang logistik.
“Alur bisnis di dalam logistik itu begitu panjang. Perusahaan rinitisan dapat memberikan berbagai gagasan untuk mnyelesaikan masalah itu,” ujarnya.
Anggota Badan Standardisasi Nasional Pendidikan Itje Chodidjah menyatakan pemanfaatan teknologi digital merupakan salah satu terobosan yang dapat meningkatkan kualitas dan kompetensi SDM di Indonesia.
“Peningkatan kapasitas guru dan siswa tidak akan terjangkau secara luas jika tidak ada intervensi digital,” ujarnya.