Indosat: Perang Tarif Terlalu Berkepanjangan

Pandu Gumilar
Rabu, 7 Februari 2018 | 15:19 WIB
Menkominfo Rudiantara (dari kanan) berbincang dengan Menko Perekonomian Darmin Nasution, dan Presdir PT Indosat Ooredoo Tbk. Joy Wahjudi dalam acara Digital Economic Briefing, di Jakarta, Kamis (16/11)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Menkominfo Rudiantara (dari kanan) berbincang dengan Menko Perekonomian Darmin Nasution, dan Presdir PT Indosat Ooredoo Tbk. Joy Wahjudi dalam acara Digital Economic Briefing, di Jakarta, Kamis (16/11)./JIBI-Felix Jody Kinarwan
Bagikan

Bisnis.com, JAKARTA — PT Indosat Tbk. merasa persaingan industri telekomunikasi semakin tidak sehat akibat perang tarif data yang berkepanjangan. Di sisi lain, pendapatan operator dari bisnis legacy terus merosot.

CEO Indosat Ooredo Joy Wahjudi mengatakan perang tarif yang selama ini bergulir demi memperebutkan basis pelanggan menekan kinerja operator.

"Saat ini industri sedang tidak sehat karena secara pendapatan bisnis legacy itu menurun, tapi justru murah-murahan untuk [persaingan] tarif data," katanya kepada Bisnis, (5/2).

Persaingan yang tidak sehat ini menurut Joy pernah dirasakan oleh industri telekomunikasi pada periode 2007—2008 ketika perang pelayanan SMS dan telepon berkecamuk.

Medan kompetisi sekarang bergeser ke data. Pertumbuhan industri telekomunikasi yang dobel digit dalam beberapa tahun terakhir memberikan kemampuan bagi operator untuk menekan tarif data. Namun, dalam setahun terakhir pertumbuhan industri mulai melandai ke satu digit.

"[Pertumbuhan] Pasar sudah mulai single digit. Growth data memang tinggi, tapi kan ada cost untuk bisnis legacy. Satu turun, satu naik. Tapi naiknya berapa?" katanya.

Menurutnya, pemasukan dari bisnis legacy sudah mentok dan tidak bisa digoyang lagi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya akibat perpindahan perilaku konsumen.

Ekosistem yang penuh persaingan ketat sudah tidak kondusif bagi investor untuk berinvestasi pada industri telekomunikasi.

"Kondisinya not sustainable untuk para pemegang saham. Kalau melihat tarif yang ditawarkan sudah gila-gilaan dan mendorong semua tarif turun. Kapan investasi bisa balik?" katanya.

Terkait pengaturan tarif data oleh regulator, Joy menanggapinya dengan skeptis. Namun, dia menegaskan Indosat akan menaati regulasi yang berlaku.

"Unlikely, sepertinya tidak, karena mencampuri urusan ritel. Akan panjang urusannya kepada YLKI dan lain-lain, karena dianggap kartel. Tapi kalau pun terjadi, kami akan ikut saja," kata Joy.

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini di sini:

Penulis : Pandu Gumilar
Bagikan

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terkini

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Terpopuler

Topik-Topik Pilihan

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper